Stadion bertaraf internasional ini seolah menjadi saksi bisu kebesaran dan kreatifitas pasoepati. Riuh suara nyanyian ribuan pasoepati dan warna merah yang selalu memenuhi sudut stadion Manahan.
Di stadion ini ribuan pasoepati menanti laga Persis Solo, menantikan aksi para pemain yang akan selalu mendapatkan dukungan pasoepati dan sapaan khas keramahan orang solo untuk pemain tamu.
Pasoepati yang selalu merindukan gelar dari Persis Solo yang begitu mereka cintai, pasoepati yang selalu setia kepada tim nya yang saat terpuruk sekalipun.
Setelah hasil Play Off di semarang kemarin apakah hysteria di stadion Manahan akan terhenti? Saya yakin jawabanya tidak, pasoepati bukanlah pecundang, pasoepati kumpulan pemberani yang memegang loyalitas.
Spanduk Loyalitas Pasoepati Di Stadion Manahan
Niat beberapa tim kontestan ISL yang berniat menyewa stadion Manahan untuk di jadikan Homebase ( sementara ) saya yakin tidak akan membuat Pasoepati berpaling untuk sekedar memberikan dukungan.
Apalagi setelah kejadian Persis Solo di kerjai di Play Off Divisi utama. Sakit hati pasoepati ( akibat Play Off ) dalam opini saya mungkin malah akan menjadi semangat dan lecutan untuk lebih mencintai laskar Sambernyawa.
Harus di kemanakan semangat anak – anak kecil yang setiap sore berlatih sepakbola, yang mereka mempunyai impian untuk menjadi pemain Persis Solo saat mereka dewasa?
Harus di kemanakan bakat – bakat anak muda solo yang setiap hari memimpikan menjadi pemain sepakbola profesional? Jika kita masih peduli dengan kota ini, Apapun keputusan PSSI nanti, mari kita tetap meretas mimpi di Stadion Manahan.