Home / Opini

Kamis, 2 September 2010 - 10:51 WIB

10 Tahun Pasoepati Butuh Refleksi

Sebagai salah satu suporter terbesar di Indonesia, Pasoepati selalu menjadi sorotan dari suporter lain. Baik aksi simpatik maupun aksi anarki, akan mendapatkan kritikan dari pihak lain.

” Bingung kemana saya harus menyampaikan uneg-uneng saya, ide ini seolah terbuang percuma karena saya tidak kenal Pres/Wapres Pasoepati. Bahkan ketua korwil pun tidak kenal”

Barangkali itulah ungkapan hati pasoepati saat ini yang merasakan kegetiran karena tidak solidnya pasoepati dan belum adanya kejelasan tentang Persis Solo.

Di usia yang sudah 10 tahun, ternyata pasoepati mengalami kemunduran yang jauh di bandingkan beberapa tahun lalu.

Fakta paling jelas saat ini adalah TIDAK ADANYA DPP PASOEPATI yang sampai saat ini belum terbentuk, sehingga aspirasi dari pasoepati tidak bisa tersalurkan ke pihak yang bersangkutan.

” Saya mencintai pasoepati dan persis solo sampai saya mati nanti ” ungkap seorang pasoepati yang jengah dengan keadaan saat ini.

Siapa yang harus bertanggung jawab dengan kondisi ini? saya rasa tidak baik jika saling menyalahkan atau menghakimi seseorang karena kita adalah keluarga besar pasoepati.

Lalu siapakah yang harus memulai agar aspirasi pasoepati bisa di dengar oleh petinggi pasoepati?  Jika kita mencintai Persis Solo, maka kita yang harus bertanggung jawab agar pasoepati tetap solid mendukung Persis Solo seutuhnya.

Share :

Baca Juga

Opini

11 Tahun Pasoepati, Beranikah Meninggalkan Rasis?

Opini

Kopdar Pasoepati, Efektifkah?

Opini

Divisi Utama Atau LPI, Siap Totalkah Kita?

Opini

Andre Jaran: Seharusnya Pemain Sudah Tidur di Mess

Opini

MANAJEMEN MEMULIAKAN SUPORTER JIKA PINDAH KE STADION SRIWEDARI

Opini

Dualisme Persis Berakhir Tragis, Pasoepati Inginkan Persis Solo Hanya Satu

Opini

Kebersamaan, Jadi Modal Kuat Untuk Kreatifitas

Opini

Siapkah Pasoepati Tanpa Ledakan Petasan di Stadion Manahan?