Berkaca dari banyaknya ledakan petasan di SUGBK selasa (6/9) saat berlangsung pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Bahrain, rasanya pasoepati
harus mulai merubah kebiasaan menyalakan petasan saat mendukung Persis Solo di Stadion Manahan Solo.
Petasan bisa jadi hal yang membuat meriah suasana pertandingan, namun FIFA sudah membuat aturan suporter tidak boleh menyalakan petasan saat pertandingan berlangsung.
Dua musim lalu, Persis Solo pernah di hukum satu kali laga kandang tanpa penonton sebagai hukuman dari Komisi Disiplin PSSI terkait ulah oknum suporter yang menyalakan petasan ke arah lapangan pertandingan saat Persis Solo menjamu Produta Sleman.
“Pasoepati harus bisa mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan FIFA maupun Panpel selama pertandingan berlangsung, jangan melakukan tindakan yang akhirnya akan merugikan Pasoepati dan Persis Solo” jelas Bimo Putranto, Presiden Pasoepati.
Musim depan, Persis Solo akan berlaga di kompetisi profesional. Klub profesional yang utamanya mengandalkan pemasukan keuangan dari hasil tiket pertandingan kandang tentu akan merugi jika klub di hukum menjalani laga tanpa penonton.
Siapa yang rugi? Tentu klub dan suporter akan sama-sama merugi jika hal ini (hukuman-red) di jatuhkan. Pasoepati sebagai suporter besar di Indonesia tentu sudah mampu menempatkan dirinya saat mendukung klub kesayanganya.
Siapkah pasoepati tanpa pesta petasan di Stadion Manahan Solo? Dari Solo, mari kita menjadi pioner suporter militan dan pintar. Salam Edan Tapi Mapan . (Pasnet)