Home / PERSIS SOLO

Senin, 4 Oktober 2010 - 19:37 WIB

Persis Solo diantara Degradasi, Divisi Utama atau LPI

Penjaga gawang Persis Solo, Dian Rompi, apakah akan tetap menunjukkan aksi terbaiknya di kompetisi Divisi Utama musim nanti?

Malang benar nasib Persis, klub kebanggaan publik bola kota Solo ini sedang terlunta-lunta menunggu nasib yang tak kunjung jelas. Ya, hingga saat ini nasib status Persis masih abu-abu antara degradasi atau tidak. Hasil babak play off divisi utama beberapa waktu yang lalu memang sudah mengantarkan satu tim yakni klub Persiku Kudus bertahan di divisi utama musim depan. Sebaliknya bagi Persis yang menempati klasemen urutan dua tetap harus menerima kenyataan pahit degradasi.

Keputusan menjadi rumit ketika Persis Solo mempertanyakan ke PT. Liga Indonesia tentang status peringkat dua klasemen yang dicapai Persis di babak play off. Pasalnya, Persis menempati peringkat dua klasemen hanya karena kalah selisih gol dari peringkat pertama, Persiku Kudus. Berdasarkan perolehan poin, kedua tim sama-sama mengemas 4 poin dan jika didasari head to head, pertandingan kedua tim diakhiri dengan hasil seri 1-1. Permasalahan bertambah ketika Persis melaporkan kepada PSSI tentang adanya dugaan suap terhadap para pemain Persis yang dilakukan oleh seorang petinggi Persiku Kudus jelang laga penentuan kedua tim.

Nasib yang tak kunjung jelas akan status Persis di musim kompetisi mendatang, jelas telah memberikan kerugian tersendiri bagi Persis. PSSI dinilai terlalu lambat dalam menangani kasus yang dialami klub kota bengawan ini. Divisi 1 atau tetap divisi utama, adalah dua pilihan yang harus segera dijawab oleh PSSI untuk menentukan posisi Persis di kompetisi mendatang. Perkiraan pertama, kalau pun pada akhirnya Persis harus terdegradasi ke divisi 1, jelas ini sulit terjadi. Pasalnya divisi 1 sendiri sudah mulai digulirkan sejak 26 September lalu. Persis yang oleh Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) tercatat masuk sebagai klub peserta kompetisi divisi 1, ternyata tidak mengirimkan timnya untuk menjalani kompetisi divisi kelas tiga di Indonesia tersebut. Artinya, Persis telah menolak bertanding di divisi 1 sebelum PSSI benar-benar telah mengeluarkan keputusan finalnya untuk Persis. Penolakan Persis bertanding di divisi 1 memunculkan berita miring tentang rencana BLAI yang akan menghukum Persis dengan mendegradasikannya ke divisi dua. Bagi Persis, berita tersebut dianggapnya sebagai berita angin lalu pasalnya Persis hanya akan menunggu keputusan dari PSSI dan bukan dari BLAI.

Pemain andalan Persis Solo musim lalu, Eko Budi Santosa (kiri), bisa jadi akan melawan mantan timnya sendiri di kompetisi Divisi Utama musim nanti.

Perkiraan kedua adalah PSSI akan membuat keputusan “ajaib” dengan menempatkan Persis sebagai klub peserta divisi utama. Perkiraan kedua ini juga tidak gampang terjadi, pasalnya PSSI jauh-jauh hari sudah menetapkan 39 klub yang akan menjadi klub peserta divisi utama. Format kompetisi pun telah disetting kompetisi 3 wilayah dengan 13 klub per wilayahnya. Jika Persis masuk ke divisi utama, maka jumlah klub akan membengkak menjadi 40 klub. Bisa saja Persis tetap masuk ke divisi utama dengan dua pertimbangan yakni pengunduran diri klub peserta dan perubahan format divisi utama. Memang PT.LI sudah menetapkan 39 klub yang akan menjadi peserta namun hingga saat ini belum semua klub tersebut telah mendaftarkan diri sebagai klub peserta divisi utama. Sempat tersiar kabar bahwa ada beberapa klub yang akan mengundurkan diri dari ajang divisi utama dengan alasan tidak adanya dana finansial untuk memutar roda kompetisi. Seandainya kabar tersebut adalah benar, tentu saja kabar itu akan menjadi kabar segar bagi Persis.

Ketika Persis tengah termenung menunggu nasib yang tak kunjung jelas, tanpa diduga sebelumnya datanglah tawaran dari pihak lain. Liga Primer Indonesia (LPI), kompetisi tandingan yang kini tengah hangat diperbincangan oleh publik bola di Indonesia, bisa jadi menjadi solusi atas nasib Persis saat ini. Kompetisi yang tidak dinaungi PSSI selaku badan organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia ini, adalah kompetisi sepak bola yang digadang-gadang akan menjadi kompetisi sepak bola paling modern di Indonesia mengingat format yang akan dipakai mengadopsi dari kompetisi premier league di Inggris. Dalam beberapa pemberitaan di media, nama Persis Solo telah tercantum sebagai salah satu dari 20 klub peserta yang akan berlaga di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Namun nyatanya, hingga saat ini baru Persebaya Surabaya dan Persitara Jakarta Utara yang percaya diri mengumumkan dirinya sebagai peserta kompetisi LPI. Lalu dimana Persis?

Kompetisi LPI sebenarnya menawarkan format yang sangat bagus dibandingkan kompetisi tertinggi PSSI yakni Indonesia Super League (ISL). Pembelajaran bagi klub yang ditawarkan oleh kompetisi LPI juga sangat menguntungkan klub pesertanya. Pembagian keuntungan dan sponsorship juga terbilang lebih “wah” jika dibandingkan ISL. Terlebih pemberian modal bermilyar-milyar rupiah bagi peserta LPI juga menjadi daya magnet luar biasa bagi klub untuk bersedia ikut memutar roda kompetisi di ajang ini. Namun, berbagai gemerlap kelebihan yang ditawarkan oleh LPI, tentu saja belumlah menjamin bahwa kompetisi ini bisa berjalan dengan baik seperti yang direncanakan. Kompetisi LPI didesain secara sangat mendadak, visi dan misi dari kompetisi inipun belum secara keseluruhan diterima oleh klub-klub di Indonesia. Apalagi status kompetisi LPI hingga saat ini juga masih kurang jelas. Apakah benar kompetisi LPI adalah kompetisi yang telah mendapat restu dari AFC dan FIFA ataukah LPI sama halnya dengan kompetisi “tarkam” antar kota antar provinsi?

Kompetisi LPI bisa jadi hanya menjadi pilihan kedua bagi Persis. Pilihan itu bisa saja diambil Persis seandainya PSSI tetap mendegradasikan Persis ke divisi 1 atau pun ke divisi 2. Tidak bisa dipungkiri bahwa divisi utama PSSI masih menjadi harapan terbesar Persis di kompetisi sepak bola Indonesia musim nanti. Status Persis sendiri sepertinya akan segera dijawab oleh PSSI mengingat pada Selasa (5/10), sejumlah perwakilan klub peserta divisi utama akan melakukan manager metting di Jakarta membahas persiapan kompetisi divisi utama yang akan dimulai pertengahan bulan Oktober ini. Dari pertemuan itu, nantinya akan bisa diketahui format divisi utama yang sesungguhnya dan juga bisa diketahui pula berapa klub yang akan menyatakan kesediaannya mengikuti kompetisi divisi utama PSSI. Jika benar ada klub yang mengundurkan diri, maka bisa saja Persis akan menjadi klub pengganti karena Persis telah masuk ke dalam daftar klub “waiting list” urutan satu. Jadi, patutlah kita menunggu nasib Persis dalam beberapa hari ke depan. Semoga sesuai harapan!

Naskah & Foto : Adjiwae Onengisme

Share :

Baca Juga

Opini

BETO: FOKUS PERSIS SOLO, TAK PEDULI KLUB LAIN

PERSIS SOLO

Saralim Resmi Dipulangkan dari Persis Solo

PERSIS SOLO

Senin, Persis Gelar Latihan Perdana

PERSIS SOLO

Evaluasi Tim Setelah Uji Coba

PERSIS SOLO

Cepat Sembuh Dian Rompi

PERSIS SOLO

Persis Tahan Persibangga Tanpa Gol di Babak Pertama

PERSIS SOLO

PEMAIN PERSIS SOLO DILARANG BEGADANG LIHAT PERTANDINGAN PIALA DUNIA

PERSIS SOLO

Persis Adu Kekuatan Pemain Lokal