Home / Artikel Pembaca

Selasa, 14 Agustus 2012 - 17:56 WIB

Apa Kabar Persis Solo?

Menunggu kompetisi musim depan yang akan datang terasa lama ya kawan. Gak terasa kompetisi divisi utama LPIS yang diikuti persis solo sudah berakhir sekitar lebih  dua bulan yang lalu. 

Kegembiraan Javier Rocha seusai mencetak gol ke gawang PSS Sleman diajang Piala Indonesia

Walaupun gagal lolos ke jenjang kompetisi tertinggi di Indonesia dan hanya sampai 8 besar di piala Indonesia, saya rasa prestasi dan permainan Persis Solo musim ini cukup menjanjikan dan stabil dari pekan ke pekan.

Lalu apa kabar persis solo saat ini? Jeda kompetisi yang seharusnya dimanfaatkan pengurus/manajemen untuk menata tim guna mempersiapkan kompetisi musim depan. Jika kita berkaca dengan tim-tim luar negeri, biasanya jeda kompetisi digunakan untuk mengevaluasi tim dan membentuk tim yang lebih solit yang berupa mempertahankan pemain lama yang dinilai masih berkualitas untuk mengisi komposisi tim dan tentunya mencari pemain baru untuk tambal sulam kekurangan tim.

Bagaimana dengan tim kebanggaan kita persis solo? Terlalu munak memang jika membandingkan tim/klub sepak bola Indonesia dan Luar negeri tapi setidaknya kita bisa melihat gambaran bagaimana manajemen pengelolaan sepak bola di negeri ini berjalan.

Sudah dua bulan kompieisi berakhir dan kita tidak mendengar ada pembentukan tim atau seleksi untuk persiapan persis solo di musim ini. Ah, terlalu jauh memang jika kita membicarakan persiapan untuk menghadapi kompetisi yang akan datang. Sedangkan di musim lalu kita masih meningglkan segudang problem yang belum terselesaikan. Bagaimana untuk menyiapkan tim lagi? Gaji pemain aja belum dibayar.

Entah tim ini sudah dibubarkan atau belum yang jelas manajemen punya satu PR besar “pembayaran gaji pemain”. Miris memang, bayangkan jika kita bekerja tanpa dibayar! Tanpa mendapatkan penghargaan yang layak. Bagaimana perasaan kalian? Ibarat sapi yang diperah susunya terus menerus tanpa diberi makan. Mereka (pemain-red) juga punya tanggung jawab untuk menghidupi keluarga. Disini sepak bola bukan lagi menjadi hobby tapi sudah menjadi profesi bagi mereka. Sudah seharusnya dan sepantasnya jika mereka menuntut hak mereka. Entah siapa yang bertanggung jawab disini baik itu PT. LPIS ataupun PT. SIMP seharusnya mereka mempunyai hati nurani untuk menyelesaikan masalah ini. Pembayaran gaji pemain harus terselesaikan!

Sebenarnya keterlambatan gajian pemain bukan hanya terjadi di tim Persis Solo saja tapi hampir merata di seluruh klub baik yang berlaga di Kasta tertinggi maupun di divisi utama. Tapi disini saya hanya ingin menyoroti keterlambatan yang terjadi di klub kebanggaan masyarakat kota Solo ini.Ya, Persis Solo yang didukung Pasoepati ini sebenarnya dari awal punya kekuatan untuk menekan pengurus PSSI. Dalam artian basis masa pendukung yang banyak bisa dimanfaatkan untuk membuat para penggede di PSSI untuk tidak menyepelekan klub ini walaupun hanya berlaga di divisi utama.

Dari awal supporter Persis Solo (Pasoepati-red) sudah berkomitmen untuk mendukung Persis Solo yang berlaga di bawah naungan PSSI yang dijalankan oleh PT. LPIS. Mungkin sudah terlambat tapi ini bisa jadi pelajaran untuk kedepannya, ketika pernyataan dukungan itu dideklarasikan seharusnya pengurus klub dan pengurus pasoepati punya deal-deal khusus dengan PSSI. Bukan berarti kita ingin di anak emaskan atau harus menjadi juara. Tidak munafik memang jika ada klub-klub yang lebih diprioritaskan oleh PSSI. Selagi dualisme masih terjadi dan kepentingan politik masih ada di sepak bola negeri ini saya rasa cara itu sah-sah saja untuk dilakukan.

Jika deal-deal itu tidak bisa dipenuhi kita bisa saja mengalihkan dukungan ke kongsi lain. Bukannya kita tidak loyal dan tidak cinta kepada klub atau kita akan dikatakan mendukung Persis yang tidak resmi tapi ini hanyalah trik atau strategi agar klub kita lebih diperhatikan setidaknya dalam masalasah keuangan agar gaji pemain kedepannya tidak terkatung-katung lagi seperti sekarang ini. Toh pemasukan tiket dari pertandingan Persis di Mahanan termasuk lima besar, tentu mereka akan berpikir ulang untuk membiarkan salah satu kantong uang mereka lepas. Bukan sok suci memang kenyataan demikian, siapa yang gak ingin melihat klub kebanggaanya menjadi juara? Pasti semua ingin itu.

Memang semua sudah terjadi, gaji pemain terlambat sampai saat ini dan persiapan tim terkatung-katung (di luar kompetisi yang sebenarnya juga belum siap). Peristiwa atau kejadian-kejadian di musim lalu bisa menjadikan pelajaran kepada Persis Solo untuk berbenah lebih baik di musim yang akan datang. Dibalik Semua yang terjadi di musim ini, kemajuan dan prestasi dikembalikan lagi kepada pemangku kekuasaan, manajemen, pengurus, supporter dan seluruh elemen masyarakat bagaimana mereka berperan dan bersikap untuk kemajuan klub tercinta persis solo ini.

*) Bukan pakar, just persis solo lovers. (A. Fauzi)

Share :

Baca Juga

Artikel Pembaca

Merdekalah Sepakbola Indonesia!

Artikel Pembaca

Menilik Peluang Aris Budi Bertahan di Persis Solo

Artikel Pembaca

Belajar Pada Suporter Blackpool

Artikel Pembaca

Sepak Bola Indonesia : Prestasi, Bisnis Atau Politik?

Artikel Pembaca

Aku, Pasoepati, Persis Solo Dan Mereka

Artikel Pembaca

“Menikmati Sepakbola, Menikmati Hidup”

Artikel Pembaca

Sampai Kapan Kami Harus Menunggu ?

Artikel Pembaca

[Artikel Pambaca] Saya Pilih Persis Solo