Lama tak terdengar kabarnya, akhirnya permasalahan tunggakan gaji pemain Persis Solo yang bermain di kompertisi Divisi Utama LPIS mendapatkan jawaban dari konsorsium yang selama ini menaungi masalah finansial tim kebanggan pasoepati tersebut.
Seperti yang tertera di draft kontrak yang ditanda tangani pemain, konsorsium masih mempunyai tunggakan kewajiban membayar gaji pemain bulan april sampai dengan september. Namun karena masalah finansial yang saat ini menghinggapi konsorsium, akhirnya Terminasi menjadi solusi yang ditawarkan konsorsium kepada para pemain Persis Solo.
Jika para pemain menerima tawaran Terminasi yang diberikan konsorsium, para pemain Persis akan segera mendapatkan pembayaran tunggakan dua bulan gaji pemainĀ sekaligus sebagai tanda pengakhiran kontrak antara pemain dengan konsorsium.
Ketika dihubungi redaksi PasoepatiNet, Kesit Budi Handoyo yang musim lalu menjadi CEO PT.SIMP membenarkan berita tersebut. “Manajemen tetap bekerja dan berusaha sekuat tenaga menyelesaikan masalah ini, namun keputusan tetap ada di konsorsium karena mereka yang tahu kondisi keuangan saat ini” jelas Kesit, rabu (29/8) siang melalui sambungan telpon.
Kesit menambahkan, manajemen akan secepatnya mengurus proses Terminasi sekaligus mengurus pembayaran dua bulan gaji jika para pemain setuju, namun bagi pemain yang tidak setuju, manajemen akan menyampaikan keluhan pemain kepada konsorsium.
“Bagi pemain yang setuju, secepatnya kita buatkan suratnya kemudian kita langsung urus pembayarannya. Bagi pemain yang tidak setuju, keluhannya akan kita sampaikan ke konsorsium dan menunggu jawaban dari konsorsium.” pungkas Kesit.
Bagaimana tanggapan pemain Persis Solo terkait Terminasi yang ditawarkan konsorsium? Eks penyerang Persis Solo, Ferryanto, memaparkan bahwa dirinya terpaksa menerima tawaran yang diberikan konsorsium karena sudah lelah menunggu kejelasan nasib gajinya.
Meskipun dengan perasaan terpaksa, Ferry menyatakan lebih memilih menerima Terminasi ketimbang melayangkan keberatan kepada konsorsium karena dirinya membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
“Sangat terpaksa akhirnya mau tidak mau harus menerima tawaran yang diberikan konsorsium, saya harus belajar iklas dengan keputusan ini.” ungkap Ferry