Home / PERSIS SOLO

Selasa, 19 Juni 2012 - 11:01 WIB

Tinggalkan Indonesia, Javier Roca: “Pasoepati Akan Selalu Ada di Hatiku”

Sore itu, Sabtu 16 Juni 2012, satu pesan di Blackberry Messenger diterima oleh salah satu admin redaksi PasoepatiNet. Usai pesan dibuka, ternyata seorang Javier Roca yang berkirim pesan tersebut.

Javier Roca satu musim menjadi idola baru publik bola Solo. Meski gagal membawa Persis berprestasi musim ini, nama Roca tetaplah terkenang indah bagi suporter Pasoepati.

Dalam pesannya, Roca mengabarkan tentang rencananya yang akan segera meninggalkan kota Solo dan juga meninggalkan Indonesia untuk kembali ke negara asalnya, Chile. Masih dalam pesan tersebut, gelandang flamboyan Persis itu mengundang redaksi PasoepatiNet untuk melakukan sesi wawancara terakhir sebelum kepulangannya ke Chile hari Rabu (20/6) nanti. Dan pada Minggu (17/6) malam, sesi wawancara pun benar-benar dilakukan oleh redaksi.

Sebanyak lebih dari 25 pertanyaan dilontarkan untuk Javier Roca. Lalu apa saja pertanyaan dari kami dan bagaimana pula jawaban dari Roca? Berikut ini hasil wawancara redaksi PasoepatiNet dengan Javier Roca menjelang kepulangannya ke kampung halamannya di Santiago, Chile.

* * *

Bagaimana awal cerita Roca bisa bergabung dengan Persis Solo? Dapat tawaran dari mana?

Aku saat itu mengejar pak Kesit agar memberikan aku kesempatan untuk dapat ikut seleksi di Persis. Setelah ikut seleksi pemain selama satu minggu, akhirnya aku lolos seleksi, langsung negosiasi dan deal.

Jadi Roca sendiri yang berminat mau main di Solo? Ada alasan apa ingin bermain di Persis, padahal Persis sendiri itu hanya tim kelas kedua.

Ya, aku sendiri yang memang berminat ke Solo. Alasannya ya karena Solo merupakan kota asal istriku. Dan tentunya karena aku tahu pasti bahwa di Solo ada suporter Pasoepati yang selalu loyal dalam mendukung Persis.

Bisa mendapatkan istri orang Solo, bagaimana itu ceritanya?

Aku mengenal istriku ketika aku lagi di Bali. Istriku orang Solo, tapi dia juga tinggal di Bali. Istriku memang sudah lama tinggal di sana.

Apa yang membuat Roca betah tinggal di kota Solo?

Semoga jawabanku ini tidak terdengar arogan. Tapi aku menjawab jujur bahwa aku merasa di Solo ini terasa orang-orang begitu mencintai aku. Dan hal itu susah aku dapatkan di tempat lain.

Dimana tempat nongkrong favorit ketika sedang di Solo? Makanan favorit di Solo apa?

Aku sangat jarang nongkrong. Aku lebih suka menghabiskan waktu dengan berkumpul bersama keluarga di rumah. Soal makanan, banyak yang enak. Tapi ada dua makanan yang aku sangat suka yakni “dangerous” (baca : sayur terancam) dan Timlo. (Roca sambil tertawa).

Selama semusim membela Persis, bagaimana tanggapan Roca dengan tim ini?

Tim Persis sebenarnya cukup solid karena banyak dihuni pemain dengan pengalaman bermain di liga. Para pemain juga sudah tahu karakter pelatih, sebaliknya pelatih juga sudah tahu karakter pemain. Tapi tetap saja aku lebih setuju kalau di dalam tim Persis seharusnya ada lebih banyak lagi pemain asli Solo atau dari daerah sekitarnya. Soal pola permainan tim, aku pikir Persis ini melakukan sepak bola yang menarik dan menghibur. Tapi tetap saja ada beberapa kelemahan di tim ini seperti lemah di lini pertahanan dan masalah paling besar adalah kurangnya strategi dalam mengantisipasi bola-bola mati dari tim lawan.

Menurut pandangan Roca, apa yang menjadi penyebab kegagalan Persis di dua ajang kompetisi?

Selain masalah non teknis yang tentunya sudah kita ketahui bersama, aku pikir tim kita kurang latihan khusus soal strategi dan taktik. Karena untuk sepak bola jaman sekarang, tidak cukup kalau kita hanya punya stamina dan teknik bagus saja. Pemahaman strategi dan taktik itu sangat penting. Kemudian, keluarnya Fernando Soler di putaran kedua juga menurutku itu sebuah kesalahan besar.

Roca memiliki 8 gol di semua ajang bersama Persis. Dari gol-gol tersebut, mana gol terbaik dan paling berkesan bagi Roca?

Aku sangat suka dengan gol yang aku buat ketika lawan PSS Sleman di Piala Indonesia (Sleman, 4 April 2012). Selain karena gol pertama aku dari tendangan bebas, juga karena gol itu terjadi saat tim kita lagi kalah 2-0 dari PSS. Dengan gol aku itu, kita akhirnya mampu membuat pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu dan akhirnya kita yang lolos.

Ekspresi Javier Roca usai mencetak gol ke gawang PSS Sleman di ajang Piala Indonesia 2012. Gol yang lahir dari sepakan tendangan bebas ini, dipilih Roca sebagai gol terbaiknya musim ini bersama Persis.

Jika ada pilihan nilai dari 5 sampai dengan 10, berapa penilaian Roca untuk kinerja manajemen tim Persis Solo musim ini?

Sebenarnya manajemen Persis posisinya sama seperti pemain, mereka juga seperti karyawan bagi konsorsium. Selama ini, mereka juga memperjuangkan hak-hak pemain dan hal lainnya. Jadi yang harus kita kasih nilai ya konsorsium itu sendiri sebagai pengelola tim Persis. Kalau untuk konsorsium aku berikan nilai merah di bawah nilai 5.

Dari sekian banyak tim Indonesia yang pernah kamu bela, di tim mana yang menurut Roca paling berkesan? Jawab jujur saja tidak harus menyebut tim Persis.

Pertama ya Persegi Bali, dimana aku bisa menjadi top skor di Piala Indonesia. Kemudian Persebaya Surabaya di tahun 2008. Itu sangat berkesan buat aku karena tim Persebaya waktu itu begitu kompak, begitu kuat, dan pola permainannya sangat bagus. Apalagi dengan dukungan suporter Bonek yang begitu fanatik. Lalu tahun ini bersama Persis Solo, dengan kehangatan Pasoepati yang begitu dewasa dan budaya sepak bola yang begitu kental di kota ini.

Sebagai pemain senior, bagaimana pendapat Roca dengan masa depan pemain muda Solo seperti Johan Setiawan (kiper), Arsela Vano (belakang), Yunet Wibowo (tengah) dan Robi Fajar (depan)?

Masa depan mereka ya tergantung kepada mereka sendiri. Aku lihat mereka sudah siap untuk menjadi pemain inti. Tinggal pelatih saja yang seharusnya datang dan mengarahkan mereka untuk diberikan peranan yang lebih penting di dalam tim.

Selama semusim membela Persis, siapa pemain yang paling dekat dengan Roca?

Sebenarnya untuk semua komponen tim aku merasa dekat, termasuk juga dengan official tim. Tapi karena kebetulan juga saat pertandingan tandang aku lebih sering satu kamar dengan Robi Fajar, jadi ya bisa dibilang kalau yang paling dekat ya sama dia.

Sering satu kamar dengan Robi Fajar? Kenapa tidak memilih satu kamar dengan pemain asing lainnya?

Aku meminta sama pelatih, karena aku melihat dari semua pemain muda, Robi Fajar yang paling menonjol. Tapi karekter dia aku nilai masih kurang stabil. Untuk itu aku meminta ke pelatih agar aku bisa berbicara dengan Robi, mengajarkan soal apa yang harus kita lakukan sebagai pemain bola profesional. Tapi yang paling penting juga adalah bagaimana kita harus menjadi orang yang bijaksana di dalam dan luar lapangan.

Bagaimana Roca melihat sosok pelatih Junaidi? Dari pilihan nilai 5 sampai dengan 10, berapa nilai yang akan Roca berikan untuk kepelatihan Junaidi?

Bang Jun merupakan pelatih yang cerdas. Ia menyukai gaya permainan yang menyerang dan atraktif. Tapi jelas, bang Jun juga pasti punya kekurangan seperti halnya kita sebagai pemain. Aku berikan nilai 7 untuk kepelatihan bang Jun.

Dari sekian banyak pertandingan bersama Persis Solo, pertandingan melawan tim mana yang menurut Roca paling berkesan?

Pertandingan melawan PSCS Cilacap di Solo. Itu pertandingan kita yang sempurna. Kita bisa melakukan pressing ke mereka di segala lini. Kita mampu menguasai sepanjang pertandingan dan banyak kesempatan kita untuk membuat gol. Permainan kita cepat dari kaki ke kaki. Dan hasilnya bagus, kita bisa menang besar 5-0 atas PSCS.

Ekspresi kegembiraan Javier Roca setelah sepakan tendangan bebasnya berhasil dikonversi Fernando Soler menjadi sebuah gol ke gawang Persipasi Bekasi, 18 Februari silam.

Bagaimana dengan pertandingan melawan Persija IPL di Solo? Saat itu Roca mencetak 2 gol kemenangan bagi Persis. Dan aku rasa di pertandingan itu, istri Roca menyaksikan pertandingan dari bangku penonton? Apa benar seperti itu?

Ya itu benar. Pertandingan melawan Persija menjadi satu-satunya pertandingan Persis yang ditonton istriku. Untuk pertandingan itu, aku hanya beruntung saja bisa membuat 2 gol. Tapi secara permainan, menurut aku permainan kita tidak lebih bagus seperti ketika melawan PSCS.

Kalau harus memilih sebagai partner kerja di lapangan pertandingan, Roca pilih Fernando Soler atau Arnaldo Villalba?

Keduanya mempunyai kualitas masing-masing. Dengan mereka berdua, aku tetap bisa bekerja sama. Tapi karena sistem yang pelatih Junaidi pakai, aku lebih cocok dengan (Fernando) Soler.

Di putaran kedua, Persis mencoret Fernando Soler dan mendatangkan Arnaldo Vilalba. Soler sukses di Persebaya, sementara Vilalba tak lebih baik dari Soler selama di Persis. Ada komentar terkait hal ini?

Itu semua menjadi tanggung jawab sepenunya pelatih. Di sepak bola, tidak ada sesuatu yang instan, semua harus butuh proses dan waktu. Ketika Soler sudah mulai mendapatkan performa terbaiknya, ia ternyata malah harus dicoret dari tim. Kedatangan Villalba pun sama. Villalba juga butuh waktu untuk  proses adaptasi dia agar mencapai performa terbaiknya. Jadi sebenarnya, kedua pemain itu sama-sama berkualitas.

Terkait masa depan Roca di musim kompetisi mendatang, apakah masih akan bermain bola atau memilih pensiun?

Sekarang aku tidak mau berpikir terlalu jauh. Aku mau fokus pulang ke Chile dulu. Fokus untuk kelahiran anakku di bulan Agustus nanti. Tapi ya pelan-pelan juga aku melihat masa depanku bersama keluarga .

Jika Roca pensiun dari sepak bola, pekerjaan apa yang akan Roca pilih? Apa mempunyai niat untuk menjadi pelatih sepak bola suatu hari nanti?

Kalau memang aku harus pensiun, maka aku akan tetap memilih bekerja di sepak bola. Entah itu menjadi pelatih, manager tim, atau jabatan lainnya.

Jika musim depan sepak bola Indonesia menjanjikan situasi yang lebih baik, apa Roca bersedia untuk kembali lagi bergabung dengan Persis? Meski Persis sendiri tetap tidak akan bermain di liga kasta tertinggi di Indonesia.

Aku agak pesimis soal itu setelah melihat apa yang terjadi di sepak bola Indonesia sekarang ini. Tapi kalau memang ada perubaan dari banyak hal, bukan cuma soal uang tapi juga soal format kompetisi yang benar-benar bersih, maka pasti aku akan ke Persis lagi kalau memang Persis masih membutuhkan aku. Dan sepertinya kalau bukan di Persis, aku akan memilih pensiun saja. Aku tidak mau membela tim lain, selain Persis Solo.

Merk, tipe dan ukuran sepatu bola Roca apa?

Aku punya dua sepatu, Adidas Predator dan Adidas Mundial. Semuanya ukuran 38,5.

Dari banyaknya kelompok suporter di Indonesia, kelompok suporter mana yang paling berkesan bagi Roca? Jawab jujur saja tidak harus menyebut Pasoepati.

Sebelum aku ke Persis Solo, aku sangat terkesan dan dekat dengan Bonek. Tapi setelah aku berada di sini (Solo), aku sangat terharu dengan ketulusan Pasoepati. Mereka membuat poster dengan gambar wajahku, membuat poster dengan menulis namaku. Mereka juga selalu menyebut dan meneriakkan namaku ketika aku sedang bertanding. Aku tahu mereka melakukan itu dengan jujur. Dari awal, hubunganku dengan Pasoepati sudah kuat. Makanya itu akan susah bagi aku membela tim lain selain Persis di kompetisi musim depan.

Meski dari segi usia tak lagi muda, namun kontribusi Javier Roca selama satu musim bersama Persis terbilang sangat prima. Roca selalu tampil penuh selama 90 menit di setiap pertandingan yang ia jalani bersama Persis.

Roca begitu dekat dengan Pasoepati. Setiap usai pertandingan Roca selalu rajin menyapa Psoepati. Bahkan, di pertandingan melawan PSCS di Cilacap, Roca bahkan sampai naik ke pagar tribun untuk menyapa ratusan Pasoepati. Mengapa Roca begitu bersemangat melakukan hal itu?

Itu karena Pasoepati sudah rela pergi jauh-jauh  datang untuk mendukung kita dengan harapan mereka melihat kita memenangkan pertandingan. Tapi di Cilacap saat itu, kita benar-benar dikerjain, tapi Pasoepati tetap bernyanyi sampai pertandingan selasai, meski akhirnya tim kita kalah. Jadi aku mau membalas dukungan itu dengan aku ke tempat mereka dan bernyanyi bersama. Aku selalu bilang harapan aku sepak bola itu harus bersih karena suporter harus mendapat sepak bola yang tanpa rekayasa.

Bagaimana Roca melihat perjuangan Pasoepati selama satu musim ini mendampingi tim Persis bertanding?

Bagiku itu luar biasa. Di pertandingan tandang maupun di pertandingan kandang, mereka selalu bersemangat memberikan yang terbaik bagi tim. Semoga Pasoepati semakin dewasa dan tetap menjadi seperti ini seterusnya.

Kapan terakhir kalinya Roca  pulang ke Chile? Lalu kira-kira kapan Roca akan kembali ke Solo lagi?

Aku terakhir pulang ke Chile tahun 2009 lalu. Aku belum tahu kapan akan balik ke Solo lagi.

Kalau boleh tahu, di Chile Roca tinggal di kota mana?

Aku tinggal di ibu kota, Santiago.

Terakhir, sebelum Roca pulang ke Chile, pesan apa yang ingin Roca sampaikan untuk masyarakat Solo dan juga Pasoepati?

Aku mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena telah mendukung aku dan tim Persis. Aku berharap Pasoepati tetap menjadi supoter yang tanpa anarkis, semakin dewasa dan jangan pernah berhenti bermimpi untuk Persis yang lebih baik lagi. Manajer, pelatih dan pemain boleh datang dan pergi, tapi Pasoepati dan Persis Solo akan selalu ada untukku. Semoga Tuhan memberikan kesempatan lagi untuk kita bertemu kembali. Pasoepati akan selalu ada di hati aku. Aku pamit sekaligus meminta doa semoga perjalananku bersama istriku pulang ke Chile bisa lancar dan selamat sampai di tujuan.

Oke, kawan. Semoga nyaman, aman dan selamat perjalananmu sampai ke Chile. Jangan lupakan kami dan teman-teman lainnya di Solo. Kami akan merindukanmu.

Terima kasih banyak kawan. Aku pasti juga akan merindukan kalian. Tetap jaga komunikasi ya. (adjiwae/PasoepatiNet)

Share :

Baca Juga

PERSIS SOLO

PERSIS SOLO CUKUR SEMEN PADANG TIGA GOL TANPA BALAS

PERSIS SOLO

Malam (12/8) Ini Timnas Jalani Latihan Perdana

PERSIS SOLO

JIKA INGIN BANGKIT, PERSIS SOLO HARUS KALAHKAN PSM MAKASSAR

PERSIS SOLO

Persis Solo vs PSGC Ciamis, Penjualan Tiket Tembus 375 Juta

PERSIS SOLO

Riedle Larang pemain Timnas Konsumsi Gorengan

PERSIS SOLO

JADWAL SEMIFINAL DAN FINAL LIGA 2 2021

PERSIS SOLO

SINYAL DARI KAESANG UNTUK YAKOB SAYURI?

PERSIS SOLO

Gandeng Pasoepati, Persis Targetkan Lolos ISL