Di laga terakhir grup A piala Polda Jateng, Persis Solo menghadapi PSIS Semarang, tim yang sudah pasti lolos ke semifinal. Tetapi sayangnya, tim asuhan Aris Budi masih juga kesusahan untuk menaklukan atau paling tidak menahan seri tamu asal Pantura tadi. Karena jika kalah, Persis sudah pasti gagal melaju lebih jauh.
Seisi Manahan sore itu (14/6) harus menunggu sampai menit terakhir demi kepastian tiket semifinal. Lewat gol penalti Anggo Julian di menit 96, Persis akhirnya lolos dan akan menghadapi PSCS Cilacap di fase 4 besar.
Persis Solo turun dengan kekuatan penuh di lini tengah. Untuk pertama kalinya di turnamen ini Bayu Andra, Abdi Gusti dan Anggo Julian dimainkan bersamaan. Dedi CP kembali jadi pilihan untuk menjadi flanker bersama Andrid. Saddam Husein, top skor sementara turnamen juga dijadikan ujung tombak.
Sebagai penjaga gawang, Ghony Yanuar dipercaya untuk melawan mantan klubnya kali ini. Catatan kurang apik dibuat Ghony, dari 2 laga yang ia jalani yakni melawan Persijap (tandang), PSIS (tandang), Ghony sudah kemasukan 4 gol.
Perubahan terjadi di belakang, dimana Qoiron Sandy yang biasa beroperasi di kiri digeser ke posisi full-back kanan. Mantan kapten Persik U-21 ini nampak canggung di posisi barunya. Di pertandingan ini, ia mencatatkan 5 umpan silang dan hanya 2 yang sukses.
Trio Abdi, Anggo dan Bayu Andra yang diturunkan sekaligus nyatanya tak berjalan efektif. Ketika ketiganya bermain malah mengorbankan peran bayu Andra yang biasa menjadi poros serangan Persis. Dibanding Anggo dan Abdi yang mencatatkan 41 dan 55 kali passing, Bayu hanya melepaskan 18 passing saja. Ia seperti tak punya ruang banyak untuk bergerak.
Melawan double-pivot Vidi dan Andi Rahmat, trio gelandang Persis cukup kesusahan. Hal yang hampir sama ketika melawan Persijap di game sebelumnya kembali terulang kali ini. Persis mencoba mencari alternative serangan lewat sayap. Overlapping Fandy dan Sandy beberapa kali membuka peluang. Tapi tak satupun yang berbuah gol.
PSIS yang sudah pasti lolos rupanya tak ingin melepaskan laga ini begitu saja. Pemain-pemain Semarang tampil luar biasa demi ribuan Panser dan Snex yang sudah datang di Manahan. Pemain kunci mereka, M Yunus masih juga menjadi ancaman. Yunus adalah pemain yang sudah mencetak 2 gol dari 3 laga terakhir melawan Persis. Umpan terobosannya ke Bhakori dan Frangky cukup membuat kewalahan pemain belakang Solo. Namun untungnya Fandy dan Sandy tak sampai kecolongan dengan aksi flanker PSIS itu.
Striker tunggal PSIS, Johan yang berpostur jangkung nampaknya tak berkutik dikawal Sabani dan Susanto. Hari nur yang lincah dimasukan menggantikannya. Hasilnya pada menit 86, pergerakannya dilanggar Susanto. Tendangan bebas itu sukses ditunaikan oleh Taufik Hidayat menjadi gol dan seketika membuat Manahan hening sekejap. Langkah jitu dari pelatih M. Dhofir yang mampu mengubah permainan dengann memasukan 1 pemain saja.
Dengan tambahan waktu 7 menit, Persis mulai panik dan sering melakukan long-pass kedepan. Saddam husein yang dituju. Beruntung, sebuah pergerakannya dihentikan secara illegal oleh bek Semarang, dengan itu wasit menunjuk titik putih. Anggo Julian maju menjadi algojo. Tendangannya sukses menipu Ega dan membuat pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1. Hasil yang memastikan kedua klub maju ke semifinal.
Bermain di kandang, menang dalam penguasaan bola selama pertandingan, unggul jumlah pemain, tetapi Persis malah sempat tertinggal 0-1, dan akhirnya hanya bisa bermain seri. Apa yang salah?
Ditulis oleh @PersisStats
