Kota Surakarta pantas berbangga diri menyusul laris manisnya stadion Manahan yang dipakai dalam menggelar event-event olah raga tingkat nasional maupun internasional. Kompetisi 8 besar dan pertandingan final Liga Indonesia dan ajang Liga Champions Asia 2007, menjadi bukti sahih bahwa stadion Manahan memang pantas diunggulkan sebagai stadion alternatif pendamping dari Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Stadion Manahan diresmikan tahun 1998 dan kini menjadi bangunan dengan pengalaman segudang dalam penyelenggaraan event olah raga nasional maupun internasional.
Namun jika kita mau menilik ke belakang, kesuksesan stadion Manahan dalam menggelar event olah raga ternyata juga diikuti prestasi buruk yang tersemat di stadion yang berlokasi di kecamatan Banjarsari itu.
Satu hal yang paling dikenal publik olah raga adalah prestasi buruk stadion Manahan yang selalu kebanjiran jika hujan deras mengguyur. Laga Liga Champions Asia 2007 yang mempertemukan tim Persik Kediri dan Sidney FC Australia, terpaksa harus ditunda satu hari karena lapangan Manahan tergenang air hujan. Memalukan! Karena pada peristiwa tersebut, beberapa stasiun televisi luar negeri menyiarkan secara langsung situasi yang sangat tidak mengenakkan tersebut.
Petugas pemadam kebakaran terpaksa turun ke tengah lapangan untuk menguras lapangan yang ‘kebanjiran’ air hujan.
September 2008, stadion Manahan terpaksa ditutup karena tengah dilakukan renovasi stadion. Proyek renovasi drainase lapangan yang menelan biaya sekitar 1,6 miliar rupiah adalah untuk menghilangkan image negatif dari stadion Manahan sebagai stadion pelanggan banjir.
Semua permukaan lapangan mengalami perombakan dan perbaikan. Rumput hijau yang menutup permukaan lapangan, semuanya dicabut karena akan diganti dengan rumput jenis baru. Tak tanggung-tanggung, jenis rumput Dactylon Cynodon (rumput bermuda) sengaja didatangkan dari Batam untuk ditanam di lapangan stadion Manahan.
Jenis rumput tersebut sama dengan jenis rumput yang tertanam di lapangan Stadion Sultan Agung Bantul. Dactylon Cynodon adalah jenis rumput yang bukan standar yang ditentukan oleh FIFA untuk lapangan sepak bola, karena jenis rumput tersebut biasa digunakan untuk lapangan golf. Sedangkan konstruksi drainase lapangan Manahan yang terdiri dari pipa-pipa dan kain filter pasir, terpaksa didatangkan dari negara tetangga, Malaysia.
Dan untuk menutup permukaan lapangan dibutuhkan pasir sebanyak 1600 m3. Pasirnya sendiri didatangkan dari pantai Samas Yogyakarta, yang tidak banyak memiliki kandungan garam. Dari proyek renovasi tersebut, akhirnya stadion Manahan berhasil melepas predikat buruknya sebagai stadion pelanggan banjir.
Sekarang, meski hujan deras mengguyur di atas stadion, lapangan Manahan tidak akan lagi tampak genangan air yang bisa menyebabkan banjir.
Juli 2009, setelah menunggu hingga berbulan-bulan, akhirnya seluruh rangkaian renovasi stadion Manahan telah rampung dikerjakan. Stadion Manahan pun kembali dibuka dan difungsikan. Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Tengah (PORPROV JATENG) 2009, menjadi event pertama yang digelar di stadion Manahan pasca stadion tersebut mengalami renovasi.
Pembukaan Porprov sendiri berlangsung sangat meriah yang dilaksanakan pada Selasa (28/7/2009) di stadion Manahan Surakarta. Selesainya renovasi di stadion Manahan juga menjadi berkah tersendiri bagi tim sepak bola lokal, Persis Solo. Usai mengarungi kompetisi Liga Indonesia musim 2008/2009 di stadion R. Maladi Sriwedari, Persis Solo dapat memulai kompetisi musim 2009/2010 dengan berkandang di stadion kebanggaannya, stadion Manahan Surakarta.
Persibo Bojonegoro menjadi jawara Liga Joss Indonesia 2010 di Stadion Manahan Solo.
Mei 2010, stadion Manahan kembali menggelar hajatan olah raga tingkat nasional. Pagelaran babak semifinal dan final Liga Joss Indonesia 2010 akhirnya tersaji di kota bengawan. Empat tim peserta yang terdiri dari Persibo Bojonegoro, Deltras Sidoarjo, Persiram Raja Ampat dan Semen Padang saling sikut untuk merebutkan 3 tiket otomatis berpromosi ke Liga Super Indonesia yang menjadi kompetisi sepak bola kelas satu di negeri ini.
Di partai final, Persibo Bojonegoro akhirnya menjadi jawara usai menundukkan tim sesama Jawa Timur, Deltras Sidoarjo, setelah berhasil memenangi duel adu tendangan penalti. Persibo Bojonegoro menjadi tim kedua dari Jawa Timur yang berhasil mengangkat piala juara di stadion Manahan Solo, setelah sebelumnya Persik Kediri lebih dulu mengangkat piala juara Liga Indonesia 2005/2006 di tempat yang sama.
Selang 5 hari usai sukses menggelar partai final Liga Joss, kembali PT. Liga Indonesia menunjuk stadion Manahan untuk menggelar salah satu pertandingan penting di ajang Piala Indonesia. Duel Persisam Putra Samarinda melawan Persija Jakarta yang semestinya digelar di kota Palembang, akhirnya dipindahkan ke stadion Manahan Solo. Bahkan menurut kabar yang beredar, stadion Manahan Surakarta masuk dalam nominator kuat sebagai tempat menggelar laga grand final Piala Indonesia 2010 yang akan dilaksanakan pada bulan Juli nanti.
Untuk event olah raga tingkat internasional, rencananya pada tahun 2011 nanti, stadion Manahan Surakarta akan disiapkan untuk menggelar upacara pembukaan SEA Games XXVI 2011 kewilayahan saat Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara pesta olahraga multieven antarnegara Asia Tenggara. (adjiwae.onengisme)
BERSAMBUNG ke Bagian 4 : Stadion Manahan, Riwayatmu Kini.
Baca juga :
Bagian 1 : Stadion Manahan, Menjadi Pusat Olah Raga Terlengkap di Kota Solo.
Bagian 2 : Stadion Manahan, Menjadi Tempat Penyelenggara Event Olah Raga Berskala Nasional dan Internasional.