Polemik yang berkepanjangan terkait dualisme tim Persis Solo pada akhirnya mengganggu konsentrasi para pemain Persis sendiri.
Polemik yang dimaksud adalah dualisme yang terjadi saat ini yakni adanya tim Persis Solo versi Divisi Utama PSSI dan tim Persis Solo versi Divisi Utama PT. Liga Indonesia (PT. LI).
Munculnya polemik tersebut ternyata memberikan pengaruh buruk kepada pemain Persis versi Divisi Utama PSSI yang akan segera memulai kompetisi pada Jum’at (16/12) mendatang.
Pengaruh buruk ke pemain lebih terasa efeknya karena konsentrasi para pemain menjadi terganggu akibat polemik yang tak kunjung usai.
Pelatih Junaedi yang menjadi juru arsitek tim, mengakui bahwa konsentrasi anak asuhnya terganggu terkait polemik tersebut. Konsentrasi pemain sudah terasa terganggu sejak tim Persis melakukan training center di Jakarta.
“Di Jakarta, kami juga sering mangadakan rapat pertemuan dengan para pemain. Tujuannya untuk bisa saling sharing antara pemain dan juga manajemen tim,” ujar Junaedi.
Keberadaan Persis Solo versi Divisi Utama PSSI sendiri sebenarnya sudah mendapatkan apresiasi positif dari suporter Pasoepati.
Suporter menilai bahwa tim Persis versi Divisi Utama PSSI telah memberikan perubahan positif bagi sepak bola Solo. Apalagi tim ini akan berkompetisi di liga resmi yang dinaungi oleh PSSI.
“Kami disini hanya ingin melakukan kebaikan untuk kota Solo. Kami ingin memperbaiki citra sepak bola Solo. Kami sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat Solo dan juga Pasoepati, karena kami akan memberikan yang terbaik untuk sepak bola Solo,” sambung Junaedi.