Persis Solo hanya mampu menorehkan enam poin dari empat kali laga yang sudah dilakoninya. Catatan yang tidak impresif bagi tim yang digelontor dana milyaran rupiah dengan target promosi ke Liga 1, pun juga dengan materi pemain yang lebih mentereng dibandingkan sesama kompetitor di Liga 2.
Laga menghadapi Perserang Banten menjadi partai penting bagi Persis Solo mengingat ini akan menjadi laga terakhir Persis Solo di Stadion Manahan di tahun 2018. Renovasi Stadion Manahan membuat Persis Solo harus pindah kandang mulai medio akhir bulan Mei ini.
Kemenangan menjadi harga mati yang ditetapkan pelatih Persis Solo, Jafri Sastra. Faktor kelelahan pemain dikesampingkan oleh pelatih asal Payakumbuh tersebut. Dia tidak ingin recovery singkat yang didapatkan para pemainnya menjadi alasan tampil lembek di lapangan.
“Kemenangan menjadi hal wajib yang harus diraih,”tegas Jafri Sastra pada wartawan saat konferensi pers.
Kekuatan Perserang menjadi misteri bagi Jafri Sastra, dirinya mengaku hanya sekali melihat pertandingan tim berjuluk Laskar Singandaru tersebut. Hanya faktor kedekatan Jafri Sastra dengan pelatih Perserang, Zainal Abidin, menjadi modal untuk mengenal karakter permainan tim lawan dari sang pelatih.
Namun dengan sejumlah pemain sarat pengalaman seperti Octo Maniani, Taryono serta Supriono, Perserang mempunyai potensi untuk menghadirkan kejutan di pertandingan sore ini.
Persis Solo mempunyai kans yang cukup besar untuk memenangi laga, kecepatan para pemain sayap yang dimiliki saat ini akan menjadi kunci untuk merusak skema permainan tim tamu.
Azka Fauzi yang melempem di dua laga away bisa menjadi pemain kunci, kecepatan pemain asal Tuban itu bisa menciptakan kepanikan di lini pertahanan lawan yang bisa dimanfaatkan Johan Yoga sebagai predator di depan gawang lawan.