Keberhasilan Persis Solo mendulang kemenangan atas tamunya, Persifa Fak-Fak dalam laga kandang kedua kompetisi Divisi Utama LPIS, Kamis (25/4) sore di Stadion Manahan masih menyisakan banyak evaluasi. Meski menang, namun permainan Persis terkesan tanpa pola yang jelas, terutama di babak pertama.
Kehilangan Javier Roca di lini tengah sebenarnya bisa ditutupi dengan memainkan Diva Tarkas serta Bayu Andra, Persis bisa menguasai permainan, namun koordinasi yang kurang baik membuat Persis gagal menembus lini pertahanan Persifa. Hanya berkat kelincahan Tri Handoko, Persis akhirnya bisa mendapatkan peluang mencetak gol setelah penyerang asal Sukoharjo tersebut dijatuhkan kiper Persifa, Dede Kiky. Ferryanto yang didaulat sebagai algojo pun dengan dingin memastikan satu gol kemenangan untuk Persis Solo.
Pelatih Persis Solo, Widyantoro pun tidak menampik jika timnya bermain kurang baik, terutama dalam hal penyelesaian akhir.
“Para pemain sudah bekerja keras. Hanya saja memang masih banyak yang harus dievaluasi, termasuk koordinasi lini tengah. Ke depan akan terus kita perbaiki,”ujar Widyantoro.
“Seharusnya jika pemain bisa memaksimalkan kesempatan yang ada hasilnya akan lebih baik, kerjasama pemain di lini depan akan kita perbaiki,” sambung Wiwid.
Di lain pihak, pelatih Persifa, Agus MS menilai kekalahan timnya dari Persis lebih diakibatkan karena minimnya pengalaman bertanding para pemain mudanya. Dengan membawa separuh lebih pemain saat bermain di Divisi satu, Agus menilai para pemainnya masih perlu adaptasi dalam mengarungi kompetisi yang lebih ketat seperti sekarang.
“Lebih dari separuh pemain kami adalah pemain muda, banyak peluang yang terbuang juga tak lepas dari hal tersebut. Mungkin pemain kami memang belum beradaptasi dengan atmosfer kompetisi yang lebih tinggi,” ujar Agus.