Badai masalah yang terjadi antara pelatih Junaidi dengan pihak CEO PT. SIP dan konsorsium terkait revisi nilai kontrak yang tak kunjung usai, bisa jadi malah akan mengganggu proses persiapan tim laskar Samber Nyawa menjelang dimulainya kompetisi putaran kedua, awal April mendatang.
Sosok Junaidi masih dibutuhkan untuk menangani tim Persis Solo.
Sebagai langkah awal persiapan tim, laskar Samber Nyawa rencananya kembali akan menggelar latihan rutin pada hari Senin (19/3) nanti. Latihan rutin kembali akan digelar usai tim Persis Solo merampungkan masa libur selama sepekan.
Hanya saja, pada latihan hari Senin nanti bisa jadi pelatih Junaidi belum dapat mendampingi anak asuhnya di lapangan. Pasalnya, Junaidi mengaku belum akan kembali ke Solo jika permintaan revisi nilai kontraknya belum disetujui oleh pihak CEO dan konsorsium tim Persis.
“Saya belum tahu kapan akan kembali ke Solo. Bisa juga saya harus meminta maaf karena tidak bisa melatih di Persis lagi. Memang ada tawaran dari Persija IPL, tapi sampai saat ini belum saya putuskan. Mungkin juga saya mau menganggur dulu juga tidak apa-apa,” kata Junaidi, ketika dihubungi oleh redaksi PasoepatiNet.
“Sebenarnya bukan karena materi, tapi ya profesionalnya mereka itu yang saya tuntut. Saya cuma ingin kejujuran dan keadilan dari CEO dan manajemen Persis,” sambungnya.
Permasalahan yang terjadi di Persis Solo pun turut mengundang keprihatinan tersendiri di kalangan suporter Pasoepati.
Suporter menilai bahwa Junaidi sudah menjadi sosok paling tepat untuk menangani tim Persis saat ini dan suporter tidak menginginkan mantan pelatih Persijap Jepara tersebut hengkang dari Solo.
Bak gayung bersambut, harapan suporter pun direspon positif dari sang pelatih. Junaidi sebenarnya merasa berat jika harus dipaksa meninggalkan tim Persis dan juga Pasoepati.
Tapi di lain sisi, ia juga harus berjuang menuntut keadilan atas haknya sebagai pelatih kepala di Persis.
“Terima kasih banyak kepada Pasoepati atas dukungannya untuk saya, tapi permasalahan saya kembalikan ke CEO. Saya hanya ingin mencari keadilan dan dihargai lebih baik lagi. Melatih Persis itu sudah seperti amanah bagi saya. Saya juga merasa berat jika harus meninggalkan anak-anak (pemain Persis),” ujar Junaidi.
Semua pihak tentunya sangat berharap konflik tersebut bisa segera ditemukan jalan solusi, agar tim Persis benar-benar bisa kembali fokus dalam persiapannya menghadapi kompetisi putaran kedua dan Piala Indonesia yang digelar 27 Maret mendatang.
So, saatnya kini kita menantikan bersama-sama solusi yang tepat untuk mengakhiri masalah ini.