Harapan para pemain Persis Solo untuk mendapatkan gaji kedua nampaknya masih jauh dari kepastian, tak ayal para pemain menjadi semakin kebingungan dengan kondisi krisis finansial yang saat ini masih menggelayuti tim berjuluk Laskar Samber Nyawa tersebut.
Usaha para pemain untuk meminta kejelasan kepada manajer Persis Solo, Joni Sofyan Erwandi, Rabu (31/7) siang di rumahnya pun belum membuahkan hasil, Ferryanto dkk gagal bertemu muka dengan pria yang juga berprofesi sebagai pengusaha transportasi tersebut.
“Sebenarnya kami hanya menagih janji yang di awal puasa pernah dijanjikan, kami hanya menagih satu bulan gaji dulu untuk bisa lebaran,”ujar Ferryanto.
“Tadi saat ditelpon katanya Pak Joni tidak ada di rumah. Entah menghindar atau bagaimana karena biasanya sangat mudah ditemui. Mungkin tak mau kalau bertemu ramai-ramai,”lanjutnya.
Sementara itu, Komisaris klub, Ruhban Ruzziyatno, mengaku tidak akan mencampuri permasalahan pelik yang saat ini melilit keuangan Persis Solo. Dirinya beralasan manajemen tidak pernah memberikan laporan perkembangan tim sejak awal kompetisi.
“Saya tidak mau berkomentar masalah menunggaknya gaji pemain, biar manajemen yang menjawab. Selama ini saya tidak pernah diberi laporanb tentang keluar masuknya dana tim,”terang Ruhban.
Selain itu, Ruhban berujar dirinya pernah mengingatkan manajemen agar tidak usah mengikuti kompetisi Divisi Utama LPIS. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya jaminan bisa promosi menuju kompetisi tertinggi di Indonesia selepas konflik PSSI berakhir.
Namun sikap Ruhban ini mendapat kritikan dari manajer Persis Solo, Joni Sofyan, yang beranggapan bahwa Komisaris seharusnya ikut memikirkan nasib tim Persis Solo kedepan dan tidak sekedar lepas tangan. Joni berharap Ruhban sebagai Komisaris mampu menjembatani masalah yang dihadapi Persis Solo ini ke operator liga.
“Ketika ada masalah (gaji-red), masak dari manajemen saja yang harua menyelesaikannya. Seharusnya komisaris juga ikut bertanggung jawab bersama manajemen,”ujar Joni.