Menyisakan dua pertandingan tersisa di arena Divisi Utama 2011/2012, tim Persis Solo dipastikan gagal mencapai finish di posisi papan atas klasemen akhir. Hasil imbang 1-1 atas Persikab Bandung akhir pekan lalu, menjadi penyebab utama peluang Persis ke papan atas menjadi tertutup. Untuk dapat merangkak naik ke posisi klasemen atas, Persis memang diharuskan memburu misi 9 poin dari 3 pertandingan tersisa. Hanya saja, pertandingan Minggu lalu menggagalkan misi tersebut.
Gagal memenuhi target di kompetisi liga, kebersamaan tim Persis Solo kini dituntut untuk mempersembahkan prestasi membanggakan di ajang Piala Indonesia 2012.
Peluang Persis seketika tertutup karena sejumlah klub yang menjadi rival Persis dalam mengincar klasemen papan atas di grup II malah sukses mendulang kemenangan. Tim PSCS Cilacap berhasil menang 1-2 atas tuan rumah PPSM KN Magelang dan Persipasi Bekasi meraih kemenangan 2-1 atas tamunya PSS Sleman. Sementara itu, Persepar Palangkaraya semakin memantapkan posisinya sebagai pemuncak klasemen usai menang tipis 1-0 atas PSIR Rembang.
Hingga pertandingan ke-16, Persis Solo sendiri masih terpaku di posisi kedelapan dengan raihan 20 poin. Dengan menyisakan dua pertandingan tersisa, maka poin maksimal yang bisa dikumpulkan Persis di klasemen akhir adalah sebanyak 26 poin. Poin maksimal Persis tersebut sama halnya dengan raihan poin tim Persipasi Bekasi hingga pertandingan pekan ke-16 saat ini yang kini menempati posisi ketiga di klasemen sementara.
Untuk dapat mewujudkan raihan maksimal 26 poin, tentu bukan perkara mudah bagi skuad asuhan pelatih Junaidi. Pasalnya, di pertandingan ke-17, Minggu (27/5) nanti, Persis harus melakoni pertandingan tandang ke Cilacap menantang tim laskar Nusakambangan, PSCS. Realistis saja, untuk dapat mencuri satu poin di Cilacap itu dirasa sulit, apalagi Persis malah ditarget mencuri tiga poin di kandang lawan.
Selain akan menghadapi pertandingan sulit melawan PSCS Cilacap, pertandingan yang tak kalah sulitnya juga akan dilakoni Persis di pertandingan pamungkasnya kala ditantang PSIS Semarang, Sabtu (2/6) mendatang, di stadion Manahan Solo. Meski akan tampil di kandang sendiri, Persis juga tidak akan bisa dengan mudah mengalahkan tim Mahesajenar, julukan PSIS Semarang. Laga pamungkas tersebut tentu akan menjadi laga paling krusial bagi PSIS untuk dapat mempertahankan posisinya di peringkat kedua klasemen wilayah II. Perjuangan keras akan dikerahkan para pemain PSIS kala menjamu Persis demi target mencuri poin di Solo sebagai modal tambahan poin untuk menjaga asa tim PSIS Semarang berpromosi ke liga kasta tertinggi musim depan.
Sebaliknya bagi Persis sendiri, meski sudah tak bisa memenuhi targetnya di liga musim ini, bukan berarti Persis akan langsung “melempar handuk” dan melepas dua pertandingan terakhirnya. Tambahan poin jelas masih diperlukan oleh Persis untuk menjaga peluang finish di posisi klasemen papan tengah dan menghindar dari zona degradasi di klasemen bawah.
Satu target yang masih bisa dikejar oleh Persis adalah target di pentas Piala Indonesia 2012. Kompetisi yang sebelumnya hanya dipandang sebelah mata ini, bisa saja akan dijadikan sebagai “pelampiasan” bagi Persis untuk menunjukkan prestasi yang lebih baik di musim ini. Sejauh ini, Persis masih bertahan sebagai salah satu konstestan di Piala Indonesia 2012. Bahkan, bisa dikatakan satu kaki Persis kini sudah berada di babak delapan besar Piala Indonesia setelah sebelumnya telah mengantongi kemenangan di pertandingan leg pertama melawan PPSM KN Magelang di stadion Manahan Solo, 9 Mei lalu. Persis baru benar-benar akan melangkah ke babak delapan besar ajang Piala Indonesia 2012 jika saja pada pertandingan leg kedua, Rabu (30/5) nanti di stadion Madya Magelang melawan PPSM, Persis minimal mampu menahan imbang tim asuhan Danurwindo tersebut.
Memang tak ada pilihan lagi bagi Persis. Usai dipastikan gagal di kompetisi liga, kini Persis harus mengalihkan target prestasinya ke ajang Piala Indonesia 2012. Meski perlu disadari juga bahwa semakin jauh Persis melangkah di ajang ini, lawan yang akan dihadapi Persis juga akan semakin berat. Namun tak perlu pesimistis terlebih dulu, seperti halnya yang selalu disampaikan pelatih Junaidi bahwa ajang Piala Indonesia harus dijalani layaknya air yang sedang mengalir. Semakin mengalir jauh, maka akan semakin baik.
(adjiwae onengisme)