Menjadi kapten bukan hal yang baru bagi Ekky Taufik karena di klub lamanya, Persela Lamongan, ban kapten sudah melekat di lengannya selama beberapa tahun. Namun nyatanya, rasa grogi sempat menghiasi perasaan pemain kelahiran Sragen tersebut.
Ketika bermain menghadapi Bhayangkara FC, Ekky tampil lugas berjibaku menghadapi barisan penyerang lawan. Karakternya yang lugas dan tampa kompromi membuat Ekky disegani penyerang lawan.
“Awalnya sempat grogi mas, baru main pertama di Persis Solo langsung ditunjuk menjadi kapten tim besar yang punya sejarah panjang, apalagi ini tim yang saya idolai sejak kecil,”terang Ekky.
Bercerita soal Persis Solo, Ekky mengaku sempat dilarang orang tuanya ketika ingin datang melihat tim pujaannya berlaga. Jarak rumah yang cukup jauh dan usianya yang masih anak-anak membuat orangtuanya melarangnya sendirian melihat Persis Solo berlaga.
Kini, Ekky tak akan mendapatkan larangan dari orangtuanya, bahkan dia mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya mengemban tugas baru di Persis Solo. Apalagi. kini ekky sudah berstatus sebagai warga Kota Solo, bukan lagi Sragen.
Lebih lanjut, dirinya mengaku tidak mengalami kesulitan berarti harus membaur dengan rekannya di lapangan, namun semua teratasi seiring berjalannya waktu dan kebersamaan yang diciptakan oleh manajemen klub.
“Tidak jauh berbeda dengan kondisi di Lamongan mas, semua temannya enak. kemarin ya sedikit perlu beradaptasi dengan lingkungan baru namun sekarang semua sudah ga ada perbedaan dengan klub sebelumnya, semua pemain di sini baik dan mudah diajak bekerja sama.”lanjut Ekky.
“Kalau soal jadi kapten di Solo jelas saya bangga mas, semoga bisa mengemban amanah ini dengan baik,”pungkas Ekky.