RUDI WIDODO. Pria kelahiran Pati ini sempat menjadi pujaan hati publik Pasoepati. Duetnya bersama Greg Nwokolo yang membela panji-panji Persis musim kompetisi 2007/2008 lalu, menjadikan namanya sebagai penyerang lokal tersubur di klub armada merah Persis.
Rudi Widodo adalah pemain yang memiliki talenta yang tinggi. Olah bolanya terbilang mumpuni bagi sekelas penyerang lokal. Nalurinya sebagai tukang pencetak gol tergolong sangat tinggi, itu juga ia barengi dengan ketepatannya menempatkan posisi diri di lapangan.
Tak jarang, Rudi sering kali bertukar tempat dengan tandemnya, Greg Nwokolo, untuk mengelabuhi pemain belakang tim lawan. Selain itu, Rudi juga termasuk pemain yang rajin menjemput bola ke lapangan tengah atau bahkan ikut membantu lini belakang tim yang sedang diserang. Hal ini pula yang membedakan tipikal permainannya dengan para penyerang lokal lainnya di Indonesia.
Rudi Widodo, nama besarnya seakan tenggelam di klub Pelita Jaya.
Penampilan terbaik Rudi Widodo bersama Persis Solo, ternyata berhasil memikat hati pelatih timnas Indonesia, Ivan Kolev. Hasilnya, harapan Rudi untuk bisa memperkuat timnas Indonesia akhirnya terwujud ketika sebuah panggilan khusus dari PSSI dialamatkan ke markas Persis.
Rudi Widodo diundang untuk mengikuti pelatnas timnas bersama rekan satu timnya, Hary Saputra, dalam persiapan timnas Indonesia yang akan mengikuti ajang Pra Piala Dunia 2010.
Kaos kebanggaan merah putih pun resmi pertama kali disandang Rudi dengan nomor 14 tercetak di punggungnya. Kaos berlambang garuda di dada itu menjadi pencapaian prestasi tertinggi Rudi sebagai pemain sepak bola yang berhasil menembus skuad tim nasional negaranya.
Ketika kompetisi Liga Indonesia musim 2007/2008 telah usai, Rudi Widodo ternyata gagal membawa Persis Solo berprestasi melaju ke kompetisi Super Liga di musim berikutnya.
Dan untuk tetap menjaga peluangnya agar tetap menjadi pemain timnas, Rudi memutuskan hengkang dari kota Solo dan memilih pindah ke klub yang bisa menampungnya bermain di level Liga Super Indonesia. Kepergian Rudi Widodo dari Persis sebenarnya banyak disesali oleh Pasoepati karena sebenarnya kemampuan Rudi masih sangat dibutuhkan oleh Persis.
Apalagi, sejak Greg Nwokolo juga memutuskan hengkang dari Persis, Rudi digadang-gadang bakal dijadikan maskot pemain Persis selanjutnya. Keputusannya meninggalkan Laskar Sambernyawa semata-mata berdasarkan pertimbangan karir.
Dalam sejumlah pembicaraan, mantan striker Persiter Ternate itu terus terang menyatakan keinginannya bermain di klub Liga Super Indonesia. Harapannya sederhana yakni agar kemampuan dirinya dalam berolah bola bisa terus berkembang.
Nama Rudi Widodo sempat santer disebut akan menjadi punggawa tim elit asal Palembang, Sriwijaya FC. Draft perjanjian dan nominal uang kontrak sebesar 500 juta telah dipersiapkan manajemen Sriwijaya FC untuk mengikat Rudi Widodo bersama Laskar Wong Kito.
Namun takdir berkehendak lain, Rudi Widodo akhirnya malah berlabuh dengan klub Pelita Jaya. Rudi lebih memilih bergabung dengan skuad bertalenta muda yang diasuh oleh Fandi Ahmad dibanding harus hijrah ke pulau seberang dengan tim yang bertabur bintang.
Satu musim (2008/2009) bermain di Pelita Jaya, nama Rudi Widodo sebagai pemain sepak bola seakan malah tenggelam. Masa gemilangnya bersama Persis, seakan tidak menular di klub barunya. Kapasitasnya sebagai pemain timnas Indonesia seakan telah memudar menyusul grafik permainannya di lapangan yang tak secemerlang sewaktu bermain di Persis Solo.
Meski telah meninggalkan kota Solo dengan alasan karir, namun sosok Rudi Widodo ternyata tidak bisa begitu saja melupakan kota yang telah membesarkan namanya. Buktinya, kota Solo tetap menjadi kota yang selalu ada di dalam benaknya karena di kota inilah Rudi mempertautkan jalan jodohnya.
Sembilan Mei 2009, Rudi Widodo kembali menginjakkan kakinya di kota bengawan. Kedatangannya kali itu untuk menasbihkan dirinya menjadi bagiun utuh dari kota Solo.
Tepat dihari itu, Rudi Widodo dengan mantap mempersunting Wahyu Kusuma Dewi, seorang gadis asal Mojosongo, Solo. Pertemuan Rudi dengan belahan jiwanya, ternyata terjadi pada saat Rudi masih bermain di skuad Persis Solo tahun 2007 lalu.
Pada musim kompetisi 2009/2010, untuk kedua kalinya nama Rudi Widodo masih bertahan sebagai salah satu pemain di skuad Fandi Ahmad. Meski gagal menunjukkan performa apiknya dimusim pertamanya membela Pelita, tapi ternyata jajaran manajemen Pelita masih berbaik hati dengan tetap mempertahankannya di skuad Young Guns.
Namun sial bagi Rudi, alih-alih ingin bermain maksimal bersama Pelita, Rudi Widodo malah harus menerima kenyataan pahit yakni diderita cedera yang berkepanjangan. Sejak paruh musim hingga berakhirnya kompetisi Liga Super Indonesia 2009/2010, Rudi harus ikhlas dengan keadaan dirinya yang mengalami cedera tulang ligamen lutut yang memaksanya harus beristirahat panjang dari aktifitas sepak bola.
Rudi Widodo boleh jadi hanya satu musim membela Persis Solo. Namun, satu musim yang singkat itu telah digunakan Rudi dengan sangat baik untuk menarik perhatian penggila bola di kota Solo, terutama Pasoepati. Namanya bahkan masih sering disebut-sebut kala armada merah Persis tampil di kandang. Rudi Widodo, tidak akan begitu saja terlupakan.
Naskah : Adjiwae Onengisme