Home / Artikel Pembaca

Kamis, 4 Juli 2013 - 10:27 WIB

[Catatan Redaksi] Menarik Minat Penonton Wanita ke Stadion, Masih Sulit?

26Sepakbola adalah olahraga yang sifatnya universal, beragam suku bangsa bisa duduk berdampingan bersama karena olahraga ini. Mayoritas penggemarnya adalah laki-laki? Itu jaman dahulu, sekarang? Sosok kaum hawa berada di tribun stadion bukanlah fenomena, setidaknya meski hal ini baru berlaku untuk sepakbola manca negara.

Di negeri Ratu Elisabeth atau di negara eropa lainnya, tidak ada pembeda antara penonton pria dan wanita. Tempat duduk maupun fasilitas mereka pun tidak dibedakan, artinya sebagai penonton ataupun fans mereka mendapat perlakuan yang sama, tidak ada diskriminasi gender di stadion. Klub sangat menghargai dukungan yang diberikan fans dengan memberikan kenyamanan untuk mereka.

Di Belgia, bahkan federasi sepakbolanya sampai memberikan tribun khusus untuk wanita saat Marouane Fellaini dkk berlaga di kandang. Hal ini sebagai salah satu bentuk penghargaan dan apresiasi demi kenyamanan penonton wanita saat berada di stadion.

Sama-sama membeli tiket, sama-sama memberikan pemasukan untuk klub dan sama-sama ingin memberikan dukungan, itulah mengapa seharusnya sesama penonton maupun fans harus saling menghargai. Hal inilah yang harus menjadi koreksi bersama jika Persis Solo menginginkan lebih banyak kaum hawa datang ke stadion Manahan.

“Intinya adalah kenyamanan bagi penonton wanita, tidak harus dalam satu tribun khusus asalkan penonton yang lain mau menghormati mereka. Bahkan sebetulnya mereka harus dijaga bersama agar tidak ada perlakuan yang melecehkan mereka,”ujar ketua Pasoepati Jalur Merah (PJM), Bagas Banu.

Menurut Banu, kehadiran penonton wanita yang masih menjadi kaum minoritas di tribun memang menjadi sasaran empuk bagi mereka yang suka iseng, namun sebetulnya tindakan iseng bukanlah hal yang dibenarkan.

“Kebetulan kalau di tribun B7, tempat kami berdiri, penonton wanita betul-betul kami jaga. Entah mereka mau berdiri di dekat kami maupun yang tidak mau gabung, kenyamanan harus mereka dapatkan saat mereka mendukung Persis Solo,”lanjut Banu.

Hal senada juga diungkapkan Sekjen Pasoepati, Anwar Sanoesi, yang menganggap minimnya penonton wanita yang hadir di stadion Manahan adalah pekerjaan rumah bersama bagi seluruh anggota Pasoepati, bukan hanya tanggung jawab Srikandi Pasoepati yang selama ini menjadi wadah bagi suporter wanita di Solo.

“Sebetulnya jumlah mereka tidak sedikit, namun tetap saja masih kalah banyak dengan yang laki-laki,”terang Anwar Sanoesi.

DPP Pasoepati sebagai induk organisasi tertinggi dalam Pasoepati tidak menampik sulitnya menarik lebih banyak penonton wanita ke Stadion, namun juga tidak tinggal diam dengan masalah ini. Menurut Anwar, Pasoepati sebetulnya sudah mulai merubah sikap agar penonton wanita merasa nyaman saat di tribun. Aksi koreo maupun koordinator lapangan (korlap) yang senantiasa siap membantu merupakan bentuk koreksi yang dilakukan oleh DPP Pasoepati.

“Mereka adalah bagian dari kita juga, tentu kita akan memberikan kenyamanan semaksimal mungkin bagi mereka. Ke depan Srikandi Pasoepati akan kita dorong agar lebih bersemangat agar lebih banyak lagi penonton wanita yang mau bergabung,”lanjut Anwar.

Jadi, siapkah kita memberikan kenyamanan untuk para Srikandi dan penonton wanita di Stadion Manahan? Di atas tribun kita semua adalah sama, sama-sama memberikan dukungan untuk tim yang sama, selayaknya kita saling menghargai sebagai sebuah keluarga.

Share :

Baca Juga

Artikel Pembaca

Sepak Bola Indonesia : Prestasi, Bisnis Atau Politik?

Artikel Pembaca

Apa Kabar Persis Solo?

Artikel Pembaca

Klub Internal Sepakat Dukung Persis BLI

Artikel Pembaca

Sepakbola dan Kedewasaan Suporter, Refleksi 11 Tahun Pasoepati

Artikel Pembaca

[Artikel Pembaca] Persis Solo, Sebuah Candu Dalam Hidup Saya

Artikel Pembaca

Berbagi Foto Dan Wallpaper di Pasoepati.Net

Opini

[Artikel Pembaca] Suara Suporter Seharusnya Dihargai

Artikel Pembaca

Stadion R.Maladi Merupakan Fondasi Pertama Sepakbola Indonesia