Persis Gotong Royong (GR) bersama 39 klub lain mengajukan untuk tetap bisa berkompetisi di Liga 3 tahun 2018. Hal tersebut mengemuka di Kongres Tahunan PSSI yang digelar pada hari Sabtu (13/1/2018) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpon Damai, Tangerang.
Kontan saja pengurus PT Persis Solo Saestu bereaksi. Melalui Sekjen Persis Solo, Dedy M Lawe, mengajukan keberatan atas hal tersebut. Nama dan logo yang dianggap mirip, dinilai menjadi hal yang tidak fair jika Persis GR terus melajutkan kiprahnya di kompetisi sepakbola nasional.
“Dengan tegas saya langsung ajukan penolakan usulan itu, karena mereka (Persis GR-red), hingga kini masih menggunakan nama dan logo Persis yang sangat mirip. Bagi kami, ini jelas melanggar hak paten dan ketentuan yang ada. Tim Persis Solo yang resmi di bawah naungan PT Persis Solo Saestu,” jelas Dedy M Lawe, seperti dilansir di laman resmi klub.
Dedy menambahkan, tidak masalah jika ada dua klub profesional di kota Solo, namun dirinya keberatan jika nama dan logonya sama dengan klub Persis Solo.
Sebelumnya, Dedy M Lawe pernah mengeluhkan kurangnya kerjasama stakeholder di Kota Solo untuk mewujudkan prestasi bagi Persis Solo. Salah satunya terlihat dari masih sulitnya Persis Solo mencari tempat latihan.
Di sisi lain, belum terlihat pergerakan pembentukan tim Persis GR usai dibubarkan setelah gagal meraih tiket promosi ke Liga 2 tahun lalu. Jajaran pengurus Persis GR belum mengeluarkan pernyataan terkait nasib tim yang musim lalu disokong dana miliaran rupiah tersebut.
Memang tidak ada yang perlu diperdebatkan terkait dualisme Persis Solo, dua klub tersebut berbeda level kompetisi dan pengelolaan. Musim lalu, suporter pun sudah menjatuhkan pilihan pada klub yang ingin didukungnya. Hal itu terlihat dari suasana stadion saat dua klub tersebut bertanding.
Namun jika tahun ini masih disuguhi “konflik” yang menyangkut Persis Solo, ada baiknya kedua pihak duduk bersama untuk menyamakan visi misi. Menjadikan Persis Solo menjadi klub yang berprestasi dan dibanggakan warga Surakarta menjadi hal baik yang harus diwujudkan bersama.
Jika menilik sejarah, ada benang merah kelahiran Persis GR dengan Persis Solo. Tak bisakah keduanya bersatu dan bahu membahu membangun Persis Solo?