Home / PERSIS SOLO

Senin, 14 Juni 2010 - 20:19 WIB

Suporter Kreatif dengan Nyanyian Fantastis dan Anti Rasis

Industri sepak bola di Indonesia kini bukan hanya dipenuhi dengan banyaknya klub-klub yang tersebar di berbagai pelosok negeri, baik itu klub sepak bola amatir ataupun profesional. Di Indonesia, industri sepak bola juga tidak lepas dengan adanya peran suporter, kelompok massa yang menjadi pendukung sebuah tim sepak bola. Hampir semua tim sepak bola di Indonesia sudah barang tentu mempunyai kelompok suporter dengan namanya sendiri-sendiri.

Pertumbuhan kelompok suporter yang menjamur dalam kurun waktu satu dekade terakhir, membuktikan bahwa kemajuan industri sepak bola di Indonesia juga tak lepas dari gemuruh dengan kelompok suporter yang ada. Banyaknya kelompok suporter yang lahir dan berkembang seakan “diharuskan” mempunyai identitasnya sendiri-sendiri.

Mulai dari identitas nama, warna kebanggaan, asal daerah hingga identitas tim sepak bola yang didukungnya. Meski terdapat beragam identitas tersebut, namun ternyata sebagian besar kelompok suporter di Indonesia mempunyai sesuatu hal yang bisa dibilang masih sama, yakni lagu-lagu yang dinyanyikan di dalam stadion.

Lagu yang dinyanyikan oleh sebuah kelompok suporter di dalam stadion, pada umumnya adalah lagu-lagu yang berlirik sederhana. Biasanya, seorang pencipta lagu-lagu suporter hanya berusaha mengganti-ganti sebuah lirik lagu yang sudah ada. Di Jawa misalnya, sebuah lagu daerah yang memang telah sangat populer, bisa digunakan menjadi sebuah lagu nyanyian suporter hanya dengan mengubah lirik-lirik dari lagu aslinya.

Banyaknya lagu daerah yang diubah menjadi lagu nyanyian suporter itu sendiri didasari fakta bahwa lagu daerah memang sudah sangat dikenal oleh masyarakat sekitar sehingga untuk mensosialisasi dan menyampaikan lirik lagu baru versi suporter bisa menjadi lebih mudah dan dengan cepat diterima.

Sementara itu, lagu-lagu yang biasanya dinyanyikan oleh suporter sepak bola pada umumnya hanya lagu berdurasi pendek, sekitar 30 hingga 60 detik saja. Isi lagunya sudah barang tentu berupa lirik lagu pengobar semangat yang ditujukan untuk tim sepak bolanya yang sedang berlaga di lapangan atau lagu yang mengagung-agungkan nama kelompok suporternya sendiri.

Nyanyian lagu suporter tidak akan ada artinya bagi tim sepak bola jika isinya malah juhatan kepada suporter lain.

Kemudahan dalam menciptakan lagu-lagu nyanyian suporter, seharusnya menjadikan sebuah kelompok suporter bisa lebih berkreatif sendiri dalam mencipta lagu. Namun yang terjadi saat ini, banyak sekali kelompok-kelompok suporter di Indonesia sebagian besar masih menyanyikan lagu dengan lirik yang sama, hanya terjadi perbedaan pada saat penyebutan nama tim sepak bola atau nama kelompok suporternya.

Pantas saja, ketika ada dua kelompok suporter dipertemukan di dalam satu stadion, maka yang terjadi akan terdengar lagu-lagu yang sama yang dinyanyikan oleh kedua kelompok suporter tersebut. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa masih ada kelompok suporter yang kurang mau berkreatif diri menciptakan sesuatu hal yang baru.

Namun belakangan ini, lagu-lagu yang dinyanyikan oleh sekelompok suporter di dalam stadion juga telah terjadi penyimpangan. Lagu-lagu yang mestinya ditujukan untuk tim sepak bola yang didukungnya, kini mulai perlahan-lahan dinyanyikan untuk menghujat kelompok suporter lain, hanya karena kedua kelompok suporter memang sedang terlibat dalam permusuhan sengit. Bahkan yang paling buruk, ada kata-kata kotor dan kurang etis untuk disebut yang seakan telah menjadi lirik wajib yang harus dinyanyikan jika lagu tersebut difungsikan untuk menghujat.

Nyanyian rasis seperti itu, akhirnya tercium oleh PT. Liga Indonesia selaku pengelola kompetisi sepak bola di Indonesia. Ada hukuman tersendiri yang bisa dijatuhkan kepada sebuah kelompok suporter jika terbukti menyanyikan lagu-lagu yang berbau rasis, berlirik kotor dan tidak etis untuk dinyanyikan.

Dari uraian di atas, Pasoepati yang notabenenya disebut-sebut sebagai kelompok suporter berplatform kreatif dan penyebar virus damai, harusnya bisa berinstrospeksi diri. Masih sering terdengar lagu-lagu berbau rasis di dalam stadion Manahan yang tujuannya untuk menghujat kelompok suporter tertentu.

Padahal, Pasoepati sendiri berkenan datang ke stadion hanya untuk satu hal, yakni memberikan dukungan kepada tim kebanggaan yang sedang bertanding di tengah lapang dan bukan datang untuk menghujat. Mulai saat ini, selayaknya Pasoepati mulai meninggalkan kebiasaan buruknya bernyanyi seperti itu.

Alangkah lebih bermanfaat jika teriakan kita, nyanyian kita dan tepuk tangan kita, kita tujukan kepada tim kebanggaan kita yang tengah bertanding di dalam stadion. Lagu-lagu pun selayaknya harus ada pembaharuan dengan lagu-lagu yang lebih segar, lagu-lagu yang lebih bersahabat untuk didendangkan dari atas tribun.

Peran seorang dirigen suporter dalam hal ini sangatlah menentukan karena dirigenlah yang akan menjadi orang pertama kali yang memberikan aba-aba tentang lagu apa yang akan dinyanyikan. Pasoepati harus bisa menciptakan lagu-lagu baru karyanya sendiri jika memang mau disebut sebagai suporter kreatif.

Pasoepati adalah kelompok suporter dengan jumlah anggota terbilang besar, ada banyak anggotanya yang sebenarnya bisa menciptakan lagu-lagu karya baru untuk dinyanyikan bersama-sama. Namun karena ketiadaan fasilitas yang bisa menjembatani, membuat sodoran lagu-lagu baru dari anggota gagal tersampaikan kepada petinggi Pasoepati ataupun dirigennya.

Dirigen Pasoepati Sigit Omponx, harus bisa melarang anggotanya yang bernyanyi rasis.

Dirigen Pasoepati, Sigit Omponx, kini telah bersiap menerima segala sodoran karya lagu baru dari anggota Pasoepati. Masukkan lagu-lagu baru tersebut siap ditampung dan dipilihnya yang kemudian akan disosialisasi menjadi lagu-lagu yang akan dinyanyikan dari tribun stadion. Jadi, nyanyikan lagu karya sendiri dan buatlah Pasoepati sebagai suporter kreatif dengan nyanyian fantastis dan anti rasis. (adjiwae.onengisme)

Kirimkan karya lagu suporter dari Anda ke dirigen Pasoepati, Sigit Omponx, dengan cara :

  1. Tulis di halaman situs jejaringan Facebook, atau klik di sini.
  2. Melalui SMS ke nomor 08564.2455.587
  3. Bertemu secara langsung di tempat kerja : Klitikan, Pasar Legi, Solo.

Share :

Baca Juga

PERSIS SOLO

Widyantoro: Terlalu Dini Menilai Kualitas Brizuella

PERSIS SOLO

Tantang Persipur, Persis Solo Lakukan Rotasi Pemain

PERSIS SOLO

PERSIS SOLO PUNYA PELUANG CURI ANGKA DI PEKANBARU

Uji Coba

Persis Incar Laga Uji Coba Hadapi Tim ISL

PERSIS SOLO

Persis Solo Kembali Masuk Grup Jawa Tengah

PERSIS SOLO

Pasoepati Gelar Nonbar Final UCL

PERSIS SOLO

Minim Pemain, Persis Tetap Targetkan Curi Poin di Purbalingga

PERSIS SOLO

Pemain Dan Pelatih Tunggu Solusi Permasalahan Gaji