Usia sebelas tahun ternyata tidak secara serta merta Pasoepati tanpa masalah. Sebagai salah satu suporter terbesar di Indonesia, Pasoepati selalu menjadi sorotan oleh media dengan setiap aksi positif maupun negatif dari Pasoepati.
Aksi Sigit Omponx di Tribun Utara Stadion Manahan Solo
Maraknya kerusuhan dan rasisme antar suporter yang sering terjadi selama ini ternyata berimbas ke tubuh Pasoepati. Nyanyian bernada rasis masih menghiasi Stadion Manahan Solo.
Berikut petikan wawancara kami dengan Sigit Omponx selaku dirijen pasoepati dan Menteri kreatifitas DPP Pasoepati 2011.
Redaksi (R) : Sudah lebih dari 3 tahun anda jadi dirijen, apa perasaan anda?
Sigit Omponx (S) : Saya mencintai pasoepati, tentu menjadi bagian dari Pasoepati sangat bahagia rasanya.
R : sebelas tahun pasoepati, bagaimana menurut anda?
S : fantastis sekali, pasoepati sebagai salah satu suporter terbesar di Indonesia harus bisa menjadi selalu lebih baik.
R : kami mendapat masukan dari beberapa teman tentang nyanyian rasis, sebagai dirijen apa pendapat anda?
S : Nyayian rasis memang seperti sudah menjadi virus di suporter Indonesia, pasoepati pun tidak luput dari masalah ini. namun sebagai Pasoepati yang berbudaya santun, kita harus berani meminimalisirnya.
R : Anda sebagai dirijen, peran anda sangat besar untuk tidak terdengarnya lagu rasis di manahan
S : Sebagai dirijen memang saya ikut bertanggung jawab, namun kesadaran dari teman-teman sangat kami harapkan. banyak sekali anak kecil dan wanita di stadion manahan saat ada pertandingan saya rasa mereka juga terganggu dengan suara nyanyian rasis.
R : Sedikit berbagi pengalaman, tetangga saya yang masih kecil jadi pintar mengumpat setelah banyaknya nyayian rasis suporter yang di tayangkan televisi.
S : Benar, budaya masyarakat solo yang terkenal santun seharusnya selalu di pegang teguh di dalam hati pasoepati. saya sebagai dirijen pasoepati akan berusaha meminimalisir nyanyian rasis di stadion.
R : terima kasih sigit atas waktunya.
S : sama-sama mas, sukses selalu untuk Pasoepati.net