Home / Profil / Profil Pemain

Rabu, 29 Februari 2012 - 16:54 WIB

Sandi Firmansyah, Menjadi Istimewa Dilatih Sang Idola

Sandi Firmansyah. Jika kita mendengar nama tersebut, maka pikiran kita akan langsung tertuju kepada penjaga gawang Persis Solo. Ya, pemain asli kota Malang itu kini menjadi pengawal utama gawang tim laskar Samber Nyawa di kompetisi Liga Divisi Utama tahun ini.

Sandi Firmansyah menjadi sosok penting di bawah mistar gawang Persis Solo. Sudah tujuh pertandingan, perannya tak tergantikan.

 Pemain berpostur tinggi badan 183 cm dan berat badan 78 kg ini, kini selalu menjadi pilihan utama pelatih Junaidi. Penampilannya di bawah mistar gawang begitu sangat tenang, tapi ia akan menjadi sangat garang jika gawangnya merasa terancam oleh pemain lawan.

Meski nama Sandi Firmansyah sudah sangat dikenal publik bola di kota bengawan, namun tak banyak orang yang tahu tentang profil pemain ini. Sosok pemain yang ramah ini memang jarang terlibat langsung berinteraksi dengan kalangan suporter.

Senyumnya pun hanya bisa dinikmati kala ia menyapa suporter di masa usai pertandingan saja. So, seperti apa sebenarnya kepribadian dari seorang Sandi Firmansyah? Juga penilaian seperti apa yang ia berikan untuk pelatihnya Hermansyah? Eksklusif hanya bersama redaksi PasoepatiNet, Sandi mau berbagi cerita tentang dirinya.

***

Muhammad Sandi Firmansyah merupakan pemain kelahiran Malang, 7 Juli 1985. Bakat sepak bola Sandi tercium oleh kedua orang tuanya ketika usianya menginjak 10 tahun.

Oleh kedua orang tuanya, Sandi kecil lalu dimasukkan ke dalam sekolah sepak bola (SSB) RS. Saiful Anwar di Malang dengan harapan bakatnya sebagai pemain sepak bola bisa lebih terasah lagi.

Postur badannya yang menjulang tinggi dibandingkan postur badan teman seusianya, membuat Sandi kecil kerap ditunjuk pelatihnya menjadi seorang penjaga gawang di tim SSBnya.

Posisinya sebagai seorang penjaga gawang pun semakin dimantapkan Sandi mana kala dirinya memang berkeinginan bisa tampil berbeda dari teman-teman setimnya.

Dengan menjadi seorang penjaga gawang, Sandi kecil bisa tampil beda dengan mengenakan baju ala penjaga gawang. Terlebih lagi, seorang penjaga gawang juga harus memakai sarung tangan yang jelas membuat Sandi kecil semakin percaya diri berada di tengah-tengah timnya.

“Seorang penjaga gawang dalam sebuah tim sepak bola itu selalu tampil lain dari pada pemain lain. Contohnya dari segi penampilan, baju yang dipakai saja jelas berbeda warna, ditambah lagi seorang penjaga gawang harus memakai sarung tangan. Dulu saya hanya iseng-iseng saja ingin menjadi penjaga gawang karena saya ingin tampil beda dengan pemain lainnya,” cerita Sandi Firmansyah kepada redaksi majalah digital PasoepatiNet.

Karir profesional Sandi sebagai pemain sepak bola dilalui pertama kali pada tahun 2000 di tim Persema Malang. Saat itu ia masih duduk di bangku sekolah SMA.

Menjadi pemain dengan usia yang masih sangat muda, jelas tak mudah bagi dirinya untuk dapat langsung menjadi penjaga gawang utama di tim Persema. Pertandingan demi pertandingan kerap Sandi jalani hanya dengan duduk di bench pemain sebagai seorang penjaga gawang cadangan.

aksi sandi firmansyah saat latihanKetertarikannya berkarir di Persis Solo, tak lain karena adanya pelatih kiper Hermansyah, sosok yang sebenarnya diidolakan oleh Sandi.

Dua tahun berkarir dan menimba ilmu di Persema, membuat Sandi merasa cukup punya pengalaman dan semakin percaya diri untuk berkarir di tim yang berbeda.

Tim Persiwa Wamena pun akhirnya dipilih menjadi pelabuhan kedua karir profesional Sandi di blantika sepak bola nasional. Kemudian secara berturut-turut, Sandi pun malang melintang berpindah-pindah tim ke Petrokimia Putra Gresik, Pelita Krakatau Steel Cilegon, Gresik United, Mitra Kukar, PKT Bontang, Persitara Jakarta Utara dan musim lalu memperkuat Barito Putra Banjarmasin.

Pada awal bulan November tahun lalu, nama Sandi Firmansyah tercatat sebagai salah satu pemain yang mengikuti program seleksi pemain Persis Solo. Keinginannya berkarir di Persis tak lain karena adanya faktor dua pelatih Persis, Junaidi dan Hermansyah.

Khusus untuk nama terakhir, pelatih kiper Persis Solo tersebut usut punya usut ternyata sosok penjaga gawang lokal yang menjadi idola Sandi saat ini.

Ya, kehebatan Hermansyah ketika masih menjadi penjaga gawang nasional, telah membuat Sandi terkagum-kagum akan kemampuannya. Pantas saja, ketika Hermansyah berkarir sebagai pelatih kiper di Persis, Sandi seolah telah terkena daya magnet kuat untuk turut merapat ke tim kota bengawan.

Bahkan, karena daya magnet Hermansyah yang begitu kuat, membuat Sandi rela mengabaikan tawaran perpanjangan kontrak dari tim lamanya Barito Putra sekaligus menolak tawaran menggiurkan dari tim Arema ISL dan lebih memilih merapat ke tim Persis.

“Sebenarnya dari tim Barito Putra sudah 99% menginginkan agar saya tetap bertahan di sana. Bahkan Arema ISL juga tertarik memakai jasa saya. Tapi karena ada faktor bang Jun dan bang Hermansyah di Persis, akhirnya saya mau pindah ke Solo. Saya belum pernah dilatih keduanya, tapi saya sangat mempercayai kapasitas keduanya sebagai pelatih. Mereka adalah dua sosok pelatih yang menurut saya istimewa di persepakbolaan nasional saat ini,” kata Sandi.

Masuknya Sandi Firmansyah di tim Persis langsung mendapatkan kepercayaan dari pelatih kepala Junaidi untuk menjadi penjaga gawang utama di tim. Sandi dengan mudah menyingkirkan nama Johan Setiawan dan Dwi Adi Nugrahanto, dua penjaga gawang yang pada musim sebelumnya lebih dulu sudah membela tim Solo, Persis dan Solo FC.

Namun, meski telah ditunjuk sebagai penjaga gawang utama di Persis, Sandi enggan memilih angka satu sebagai nomor punggungnya di jerseynya. Ia “terpaksa” lebih memilih mengenakan jersey bernomor punggung 14, sebuah angka yang menurut pengakuannya merupakan angka favorit ibundanya.

“Sebetulnya nomor keramat saya itu 86. Di tim-tim saya sebelumnya, saya selalu memakai nomor itu. Tapi karena aturan di Persis Solo yang tidak memperbolehkan menggunakan nomor lebih dari 30, jadi ya saya memakai nomor favorit ibu saya, yakni nomor 14,” katanya.

Selama berkarir di Persis, Sandi mengaku sangat betah bisa menjadi bagian dari timnya saat ini. Pengalaman paling berharga bagi dirinya tentu saja karena ia kini diasuh oleh pelatih yang juga menjadi sosok idolanya, pelatih kiper Hermansyah.

Selama dilatih oleh mantan penjaga gawang nasional tersebut, Sandi pun terus mengalami peningkatan dalam kemampuannya sebagai seorang penjaga gawang.

Berbagai metode latihan baru pun, Sandi dapatkan dari ajaran Hermansyah. Tak heran, pujian pun mengalir dari bibir lelaki penikmat games Play Station 3 ini untuk pelatihnya tersebut.

“Sangat-sangat istimewa bisa dilatih bang Hermansyah. Sangat berharga sekali bagi kemajuan karir Sandi di Persis dan karir Sandi nanti ke depan. Beliau menerapkan disiplin dan kerja keras, mendidik Sandi agar bisa menjadi kiper yang lebih disegani. Metode kepelatihan bang Hermansyah sangat berbeda, tidak ngawur. Bang Hermansyah sangat membantu buat kemajuan karir Sandi. Dan Alhamdulillah, Sandi banyak belajar dari beliau untuk menjadi kiper yang berkualitas,” ujar Sandi, memuji pelatihnya di Persis.

Keberadaan Sandi Firmansyah kini memang menjadi bagian penting di tim Persis. Perannya pun sangat vital. Bayangkan saja, dari 7 pertandingan yang telah dilakoni Persis, sosok Sandi selalu tampil penuh di bawah mistar gawang Persis sepanjang pertandingan tanpa sekalipun perannya digantikan oleh penjaga gawang lainnya. Ini menjadi bukti bahwa pelatih memberikan kepercayaan yang berlebih kepada pria berusia 26 tahun ini.

Teks & Foto : Adjiwae Onengisme

Share :

Baca Juga

Profil Pemain

Ari Yuganda, Satu Gol di Laga Perdana Persis Solo

Profil Pemain

[Profil Pemain] Bagus Setia, Bertekad Tembus Skuad Utama

Profil

YULIUS PAMUNGKAS, KECIL, LINCAH DAN NGEYELNYA BUKAN MAIN

Profil

OVJ: Musim Ini Persis Solo Harus Berprestasi

Profil

Respect Widyantoro Untuk Pasoepati

Profil Pemain

PERSIS SOLO RESMI DAPATKAN MARINUS WANEWAR

Profil Pemain

[Profil Pemain] Akbar Riansyah, Darah Muda di Lini Tengah Persis Solo

Profil

Pak Tun, Sosok Penting Dibalik Perjalanan Persis Solo