Home / Artikel Pembaca

Kamis, 17 Maret 2011 - 08:28 WIB

Rasis Itu Penyakit, Bukan Seni

Pernahkan kita berfikir bahwa nyanyian rasis yang tersaji saat siaran langsung sepakbola di televisi di serap oleh penonton segala umur? Pernahkah kita sadar bahwa seorang anak kecilpun menjadi fasih mengumpat dan menyanyikan nyanyian rasis karena sering mendengarnya di televisi?

” Bonek Viking sama saja, sama sama an***g…. The Jak itu an***g di bunuh saja”  ……Saya kaget saat mendengar nyanyian itu terlontar dari anak TK yang baru berumur 5 tahun.

Telisik punya telisik, saya mencermati sebab musabab anak kecil itu fasih bernyanyi lagu rasis. Anak kecil itu memang sering melihat siaran sepakbola di televisi bersama teman-temanya, namun sayangnya bukan nyanyian yang membakar semangat yang tersaji tetapi umpatan dengan kata-kata kotor yang tersaji sepanjang pertandingan.

Saya malu sebagai seorang Pasoepati tidak bisa mengajari anak tetangga saya itu dengan perilaku santun, saya di tegur orangtuanya perihal anaknya yang pandai bernyanyi rasis.

Sadar tidak sadar apa yang kita nyanyikan di stadion sebenarnya menjadi atraksi yang di nikmati oleh penonton lain yang ikut hadir di stadion, ataupun penonton di rumah jika pertandingan itu di siarkan televisi.

Malukah kita jika rasis menjadi raja dan mengalahkan militansi dan kreatifitas yang sebenarnya menjadi senjata utama seorang suporter? Budayakan malu melakukan hal yang memperburuk citra Pasoepati. (artikel kiriman pembaca)

Share :

Baca Juga

Artikel Pembaca

[Catatan Redaksi] Mau Dibawa Kemana Persis Solo Kami?

Artikel Pembaca

[Artikel Pembaca] Kami di Belakangmu!

Artikel Pembaca

PSSI! Tolong Jangan Solo Lagi!

Artikel Pembaca

Pasoepati Antara Loyalitas Dan Jatidiri

Artikel Pembaca

16 Besar Divisi Utama, Apa Kabar Persis Solo?

Artikel Pembaca

Merosotnya Prestasi Persis Solo

Artikel Pembaca

Ketika Cinta Terbentur Permusuhan Suporter

Artikel Pembaca

Imajinasi Merger Persis Solo