Di larangnya sebuah klub sepakbola professional menggunakan dana APBD untuk membiayai klub dalam mengarungi kompetisi seolah menjadi salah satu pemicu runtuhnya eksistensi sebuah klub sepakbola di Indonesia yang selama ini hanya mengandalkan dana APBD.
Pasoepati saat mengucapkan selamat datang untuk kompetisi LPI
Manajemen sebuah klub sepakbola professional harus cerdik dan cermat dalam mengelola keuangan klubnya dengan mengandalkan dana dari sponsor dan hasil penjualan tiket pertandingan serta pernak-pernik merchandise.
Persis Solo yang sekarang mulai berbenah di bawah pengelolaan PT SIMP, musim ini akan menjalani kompetisi divisi utama dengan target lolos ke kompetisi level satu musim depan.
Manajemen berharap Pasoepati bias menjaga konsistensinya dalam memberikan dukungan pada Persis Solo. Artinya, tidak hanya ketika menang saja stadion penuh dengan supporter namun saat mengalami kekalahan, Pasoepati juga harus tetap memberikan dukungannya.
Berikut petikan wawancara redaksi PasoepatiNet dengan CEO PT SIMP, Kesit B Handoyo menyikapi pentingnya kontribusi Pasoepati dalam menjaga eksistensi Persis Solo meraih prestasi musim ini.
PasoepatiNet: Apa kesan bung kesit pada suporter pasoepati?
Kesit: Pasoepati adalah kelompok suporter sepakbola yang sudah saya kenal sejak kali pertama dibentuk pada tahun 2000. Saya ingat betul karena saya pernah memberitakan juga berdirinya Pasoepati saat saya masih aktif sebagai wartawan di Jakarta.
Sepak terjang Pasoepati pun selalu saya ikuti dari berbagai pemberitaan yang ada. Saya sangat respek terhadap Pasoepati.
Di mata saya, Pasukan Suporter Sejati dari Solo ini sangat luar biasa. Walaupun kiprah tim Persis Solo di pentas tertinggi kompetisi sepak bola nasional, tak sementereng tim-tim lain seperti Arema, Persija, Persib, atau Persebaya, yang memiliki basis suporter luar biasa, namun soal kreativitas dan loyalitas Pasoepati terhadap tim daerahnya tetap tinggi.
PasoepatiNet: Suporter pasoepati terkenal fanatisme nya, adakah itu bisa jadi pondasi yang kuat untuk membentuk sebuah tim profesional?
Kesit: Tim sepak bola tanpa suporter ibarat sayur tanpa garam. Suporter adalah modal penting dalam sebuah tim sepak bola. Bukan saja meodal penting saat tim bertanding, melainkan juga modal penting dalam sebuah pembangunan industri sepakbola.
Suporter adalah asset utama sebuah klub. Karena itu, menurut saya, sebuah klub sepak bola yang tidak memiliki basis suporter akan sulit mengembangkan industri sepak bolanya.
Sepak bola industri memerlukan massa, dan massa itu adalah suporter.Betapa tidak asiknya sebuah pertandingan sepak bola yang digelar di stadion nan megah, namun tak dipenuhi oleh penonton dengan hingar-bingarnya. Penuhnya suporter di stadion adalah modal bagi klub untuk mendekati sponsorship.
Fanatisme Pasoepati menjadi salah satu aset berharga bagi Persis Solo
Namun demikian, banyak serta besarnya dukungan suporter terhadap sebuah klub tidak serta merta sponsor kemudian akan langsung datang dan memberikan uangnya.
Kredit poin sebuah klub yang punya basis suporter besar adalah, “besarnya suporter akan menggoda minat sebuah produk”. Tinggal bagaimana klub memanfaatkan peluang itu untuk menggaetnya.
Diperlukan program-program marketing dan sponsorship yang menarik dari klub untuk dapat menggaet sebuah produk. Ingat, sepak bola bukan hanya bicara soal pertandingan semata.
Artinya, selesai tim bertanding, maka selesai sudah. Kemudian kita menunggu lagi untuk pertandingan selanjutnya.
Ketika bicara soal sepak bola profesional berbasis industri, banyak yang harus diperhatikan. Sepakbola adalah panggung yang penuh dengan warna.
DI sana ada pertandingan, ada suporter, ada emosi, ada kegembiraan, dan ada kesedihan. “Produk-produk” dalam sepak bola inilah yang harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh klub untuk dijadikan modal dalam merintis kerjasama sponsorship.
Tentunya koridor yang dipakai adalah yang positif. Kegembiraan yang positif, kesedihan dan kekecewaan yang positif, emosi yang positif, dan tentu saja suporter yang positif dalam bersikap, baik saat tim kesayangan mereka menang atau kalah.
Fanatisme sangat penting sepanjang diperlihatkan dengan cara-cara yang tidak berlebihan. Kita harus kembali kepada filosofi olahraga bahwa dalam olahraga ada menang dan kalah.
PasoepatiNet: Apa yang bisa di berikan suporter pasoepati untuk persis solo, dari sektor tiket?
Kesit: Di saat kita semua sedang merintis haidrnya sebuah klub sepakbola yang profesional, maka suporter adalah faktor pertama yang harus dilihat. Solo beruntung memiliki Pasoepati yang jumlahnya besar.
Besarnya jumlah suporter ini bisa dijadikan batu loncatan buat klub dalam membangun profesionalisme serta industri sepakbolanya.
Banyaknya suporter akan memberikan pemasukan bagi klub. Yang harus dibangun adalah bagaimana menggugah kesadaran suporter untuk sama-sama merasa memiliki tim kesayangannya. JIka rasa memiliki itu sudah muncul, maka saya yakin suporter akan berbondong-bondong ke stadion.
Jangan bangga menjadi suporter yang masuk menyaksikan tim kesayangan berlaga di stadion, tapi dengan cara menerobos masuk tanpa tiket. Banggalah menjadi suporter karena masuk stadion dengan cara membeli tiket.
Dengan membeli tiket berarti suporter telah ikut membangun eksistensi klub kesayangan mereka. Jangan lupa juga, dengan membeli tiket berarti suporter pun telah ikut membayar pajak kepada daerahnya.
Saat ini sepak bola Indonesia sedang memasuki era baru. Setelah dilarangnya penggunaan APBD untuk sepakbola profesional, kini saatnya klub dituntut untuk mandiri. Klub profesional memang tidak boleh bergantung kepada uang negara.
Klub profesional harus mampu menghidupi dirinya. Hanya klub-klub yang memiliki manajemen bagus lah yang bisa membangun eksistensinya.
PasoepatiNet: Apa pesan anda sebagai CEO pada suporter pasoepati?
Kesit: Seperti saya katakan di atas tadi. Suporter adalah modal penting bagi sebuah klub. Saya sangat yakin cara berpikir teman-teman suporter Pasoepati sudah sangat dewasa. Loyalitas dan dedikasi mereka tidak perlu diragukan lagi.
Inilah salah satu faktor yang membuat saya semakin bersemangat membangun sepakbola Solo. Kalau seluruh stakeholders sepakbola Solo, termasuk para suporter Pasoepati, bisa bersatu padu dan bersama-sama membangun sepakbola di kota ini, maka saya pun yakin suatu hari kita akan melihat Persis Solo bisa tampil di ajang persaingan klub sepakbola Asia dan dunia.
Tidak mudah memang karena ada proses yang harus dijalankan. Tapi dalam sepak bola tidak ada yang tidak mungkin.