Skuad Persis Junior, punya potensi berkembang menjadi lebih baik jika di tangani dengan serius
Persis Solo menawarkan kerja sama dengan asosiasi sepak bola Osaka, Jepang dalam pengelolaan sepak bola. Persis berharap di masa mendatang kerja sama itu bisa terealisasi dengan baik.
“Kalau bisa nanti ada pertukaran pemain Osaka dan Persis, karena Persis juga merupakan salah satu klub sepak bola tua yang ada di Indonesia. Dan kalau bisa pertemuan atau kunjungan ini tidak hanya sekali, tetapi bisa berlanjut,” ujar Ketua Umum Persis, Hadi “Rudy” Rudyatmo ketika menemui rombongan tamu dari Jepang di Rumah Dinas (Rumdin) Wakil Walikota Solo di kawasan Ngesus, Solo, Selasa (14/6).
Sementara itu rombongan dari Jepang kemarin terdiri atas Kunio Nishiwaki yang menjabat Penasihat Persatuan Sepak Bola dan Penasihat Persatuan Softball daerah Ikuno, Osaka dan Wakil ketua Perkumpulan Sepak Bola SMA Otemae; Yoshinori Iriguchi (Managing Director UD Consultant, Advisor Persatuan Sepak Bola Osaka); Nobuo Fujinawa (Direktur Asosiasi Sepak Bola Jepang, Managing Director Persatuan Sepak Bola Osaka, Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Kansai, Penanggung Jawab J-Green Sakai Academy); Takushi Kakimoto (President Director JMF Co Ltd, Pengurus tetap J-Green Sakai); Keigo Inoue (Anggota Persatuan Pengacara Sepak Bola, Penasihat Persatuan Sepak Bola Prefektur Osaka, Ketua Persatuan Sepak Bola Prefektur Nara).
Kunjungi Klewer
Sedangkan pertemuan di Rumdin yang sempat molor satu jam, hanya berlangsung singkat. Sebab rombongan dari Negeri Sakura ini di Solo juga mengunjungi Pasar Klewer dan Keraton Kasunanan Surakarta. Di Rumdin Wawali, mereka disuguhi makanan khas Solo seperti serabi, kroket lengkap dengan cabai dan sebagainya.
Lebih lanjut Rudy mengatakan Osaka yang merupakan kota terbesar kedua di Jepang mempunyai 14 lapangan sepak bola memadai. Karena penduduk Osaka yang berkisar 200.000 jiwa memungkinkan membangun lapangan cukup banyak dan memadai. Sementara Solo yang merupakan kota kecil dengan penduduk sekitar 500.000-600.000 jiwa, hanya mempunyai lapangan tiga buah di tiap kecamatan.
“Apalagi, dulu Jepang kan pernah menjadi salah satu negara tuan rumah Piala Dunia, sehingga tak mustahil jika infra struktur yang dimiliki bagus.” ( artikel di copy dari ian/espos)
