Sulit keluar dari krisis finansial yang melilit tim hingga berakibat sulitnya membayar gaji pemain membuat manajemen Persis Solo berfikir ulang untuk melanjutkan kiprahnya mengarungi kompetisi Divisi Utama LPIS.
Tak hanya berfikir masalah keuangan, masih mengambangnya kejelasan nasib kompetisi Divisi Utama LPIS pada putaran kedua nanti juga membuat manajemen Persis Solo sepertinya mengisyaratkan untuk melempar handuk. Terlebih, manajemen melihat sudah banyak klub yang mundur dari kompetisi dan berfikir putaran kedua tidak akan berjalan lancar.
Namun manajemen belum menentukan sikap resmi terkait masa depan tim berjuluk Laskar Samber Nyawa tersebut apakah melanjutkan kompetisi atau lebih memilih mundur. Dalam waktu dekat, manajemen berencana mengadakan rapat guna menyikapi kondisi pelik yang saat ini dialaminya.
“Kita akan segera mengadakan rapat internal, dua atau tiga hari kedepan mungkin sudah ada keputusan resmi dari kami,”ujar manajer Persis Solo, Joni Soyan Erwandi.
Krisis keuangan yang dialami Persis Solo memang cukup parah, hingga saat ini manajemen hanya mampu membayar gaji pemain untuk bulan April. Janji untuk membayar cicilan gaji bulan Mei sebelum Idul Fitri pun urung terealisasi sehingga para pemain semakin resah dengan kejelasan hak-hak mereka selama membela Persis Solo selama ini.