Nasib buruk kembali menghampiri tim Persis Solo yang tengah meretas asa lolos dari grup P babak delapan besar Divisi Utama 2014.
Usai mendapatkan sejumlah keputusan kontroversial dari wasit Ahmad Tuharea di laga perdana menjamu Borneo FC, Persis kembali mendapatkan perlakuan kontroversial setelah wasit Untung memberikan hukuman pinalti di menit akhir pertandingan saat Laskar Sambernyawa melawat ke Martapura.
Akibat wasit inilah akhirnya Persis Solo harus menerima hukuman dari Komisi Disiplin (komdis) PSSI yang menganggap sejumlah pemain Persis Solo melakukan protes secara berlebihan usai wasit memberikan hukuman tendangan pinalti saat menantang tuan rumah Martapura FC, Rabu (8/10/2014) sore.
Bayu Nugroho, Fandy Edi serta Hendri Aprilianto akhirnya harus menerima ketok palu komdis yang berbuntut denda sebesar Rp 10 juta serta sekali larangan bertanding memperkuat Persis Solo.
“Mereka melancarkan provokasi yang berlebihan kepada wasit serta melakukan protes secara berlebihan, itu tidak diperbolehkan,”ujar ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan, Kamis (9/10/2014) siang.
Menanggapi sanksi yang dijatuhkan komdis tersebut, dirijen Pasoepati Agos Warsoep yang juga menyaksikan langsung pertandingan Martapura FC menghadapi Persis Solo menilai hukuman komdis salah alamat.
Menurutnya, seharusnya yang menerima hukuman adalah wasit Untung karena memberikan pinalti siluman karena pemain Persis Solo dalam kondisi pasif tidak melakukan gerakan.
“Seharusnya wasit yang dihukum, para pemain Martapura sudah frustasi kesulitan mencetak gol dan tiba-tiba wasit memberikan pinalti ajaib di akhir pertandingan,”tegas Agos Warsoep.