Oke! Memang tidak ada dualisme. Persis Solo dan Persis Muda merupakan dua entitas yang berbeda.
Persis Solo telah lahir sejak 1923, Persis Muda baru dibentuk 92 tahun setelahnya.
Persis Solo lahir sebagai mode perlawanan bumiputera melawan hegemoni walanda, sementara Persis Muda lahir –dengan dalih– untuk menjadi kawah candradimuka bagi penyemaian talenta muda Surakarta.
Hingga detik ini, keduanya seperti manunggal dalam satu wujud. Namun, satu, dua, tiga musim lagi, keduanya, pasti(!), akan saling sikut.
Sekarang, pemain Persis Jr (atau para pemain berbakat dalam klub internal Persis Solo) akan diseleksi untuk menjadi penggawa Persis Muda. Lalu, pemain Persis Muda yg bertalenta akan dipromosikan masuk dalam skuad Persis Solo (seperti Restu dan Adha Nurrokhim, misalnya).
Namun, esok, jangan harap kerja sama semacam ini dapat tetap lestari. Malahan, bisa saja pemain dari Klub Internal Persis ataupun Persis Jr. akan dimonopoli oleh Persis Muda!
Beberapa pihak menyambut gegap gempita akan kehadiran sepasang klub digdaya dengan asma ‘serupa tapi tak sama’.
Katanya, demi seruak-semarak persepakbolaan di Surakarta.
Katanya, demi pembibitan pemain muda di Soloraya.
Namun, prasangka saya, ini hanya demi pemuasan syahwat dendam dan pemenuhan kepentingan pribadi!
Jika memang semua ini dilakukan demi Sepakbola Surakarta, kenapa antara Persis Muda dan Persis Solo tidak disinergikan menjadi satu entitas klub yang koheren dan manunggal?
Asma agung Persis, kini diplagiarisme, dijiplak, dijadikan komoditi..
Apa pasal? Sebabnya jelas! Faktor loyalitas dan totalitas Pasoepati!
Namun, jangan dikira Pasoepati adalah lonte yang tak punya genetika luhur kesetiaan!
Saya pribadi telah bersumpah: Di atas tribune, tidak akan sudi saya meneriakkan kelantangan dukungan, kecuali untuk PERSIS SOLO!
Untuk menebus dosa kepandiran masa silam, untuk membayar perselingkuhan picisan dengan Pelita dan Persijatim.
Saya telah berikrar: PERSIS SOLO atau TIDAK SAMA SEKALI!
Asma agung Persis, kini menjadi dua; Persis Solo dan Persis Muda.
Dan, saya memilih Persis Solo!
Sebagaimana fans Manchester United yang tidak sudi mendukung Manchester City, hanya semata demi keharuman nama Kota Manchester.
Sebagaimana fans AC Milan yang tetap antipati terhadap Inter Milan, meski Inter pernah berhasil meraih treble winner dan membawa asma Kota Milan terbang.
Saya juga demikian!
Saya memilih Persis Solo!
Adalah hak saya untuk mempersetankan eksistensi Persis Muda!
Karena, sekali lagi; Saya Persis Solo!
Akhir kata, izinkan saya menyitir kalimat Soe Hok Gie dengan satire, “Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua; dilahirkan, tapi mati muda. Berbahagialah mereka yang mati muda!”
Jadi, wahai Persis Muda, matilah sekarang juga! :p
Agar (saya) bahagia!
Ardian Nur Rizky