Nyanyian rasis yang ditujukan Pasoepati kepada eks pelatih Persis Solo, Suharno, masih menyisakan tanda tanya. Suharno yang merasa tidak bersalah kemudian seakan mendoakan buruk untuk Persis Solo.
Alhasil setelah hasil seri melawan Persikab di stadion manahan tahun lalu itu, Persis Solo menuai hasil buruk. Kemenangan terakhir Persis Solo adalah ketika menghadapi Mitra Kukar di stadion Manahan tahun lalu.
Rasis itu Racun
Nyanyian rasis di Stadion Manahan memang seperti sudah menjadi menu wajib saat mendukung Persis Solo. Berbeda jauh beberapa tahun yang lalu saat pasoepati hanya menyanyikan lagu pembakar semangat untuk tim Persis Solo.
Banyak orang tua sekarang sudah mulai enggan mengajak anak-anak mereka datang ke stadion Manahan karena takut anak mereka pintar bernyanyi lagu dengan kata-kata kotor.
” Saya sekarang jarang datang ke Stadion melihat Persis Solo bermain mas, istri saya marah-marah karena anak saya di rumah nyanyiane misuh-misuh seperti di stadion Manahan” ujar seorang bapak kepada redaksi.
Terlepas dari benar dan tidaknya sumpah serapah yang di berikan Suharno musim lalu, Pasoepati memang sudah saatnya memperbaiki diri saat mendukung Persis Solo.
Dukungan dari tribun seharusnya meneror tim lawan bukan mengelu-elukan suporter tim lain yang saat itu bahkan tidak bermain melawan Persis Solo. Love Persis Hate Racism!!!!!