Dunia maya publik sepakbola Solo sempat memanas dan penuh caci maki saat penjaga gawang Persis Solo musim lalu, Sendri Johansah, memposting pilihannya untuk tidak melanjutkan proses seleksi pemain Persis Solo. Duarrr…… hebohlah seketika di kolom komentar akun instagram Sendri Johansah. Banyak yang menghujat manajemen, banyak yang belum merelakan pilihan sang pemain, dan segala macam komentar lainnya.
Sendri adalah kiper yang luar biasa. Kenapa disebut luar biasa? Derby Mataram 2019 sudah cukup menjadi bukti sahih bahwa sang pemain punya kemampuan dan mental untuk bergabung dengan tim Persis Solo, tak perlu diperdebatkan lagi.
Namun kehebatan seorang pemain tak lantas harus kita gondheli setengah mati, kenapa? Karena siklus dalam sepakbola profesional adalah ada pemain yang datang dan pergi. Kalau dia memilih bertahan ya ikuti saja apa kemauan manajemen, kalau dia memilih pergi ya relakan saja dan berdoa yang baik untuk karirnya. Selesai dan semudah itu.
Selama sepuluh tahun terakhir, adakah pemain Persis Solo yang menghadirkan tropy juara di lemari piala Persis Solo? Ada, thropy juara Plumbon Cup, namun bukan itu yang bisa disebut prestasi karena prestise yang dihadirkan haruslah dari hasil kompetisi di Liga Indonesia.
Kasus Sendri hanyalah salah satu kasus redundansi harapan pendukung Persis Solo yang sudah haus akan prestasi klub kebanggaannya, manakala ada pemain yang dianggap bagus maka berharap untuk gondheli sang pemain. beberapa musim terakhir hal tersebut pernah terjadi, hanya saja sekarang sedikit heboh.
Barcelona pernah menjual Ronaldo, PSV Eindhoven pernah menjual Ruud Van Nistelrooj dan bahkan Ajax Amsterdam selalu menjual bintangnya andai berhasil meraih Juara Eredivisie. Artinya? Perpindahan seorang pemain adalah sebuah kewajaran dalam sepakbola profesional.
Jika musim ini manajemen melepas pemain dan memilih menggantinya dengan pemain baru, lepaskan saja perasaan suka di hatimu ngab, jangan digondheli karena hak kita hanyalah sebatas pagar tribun. Kita bisa berteriak, mencaci dan mendukung namun keputusan tetaplah di jajaran manajemen dan pemilik klub.
Ojo terlalu ghondeli pemain, move on, ngab! Kita sendiri bahkan tidak tahu apa dan siapa yang akan didatangkan oleh manajemen Persis Solo. Pantau saja siapa pemain yang sedang diisukan akan memperkuat klub kebanggaan kita, nikmati saja rumor transfer pemain baru, karena yang kita tahu adalah mereka (pemilik) menjanjikan perubahan pengelolaan lebih bersih dan profesional serta mempunyai target lolos ke liga 1.
Janji dan target dari manajemen Persis Solo lah yang harus kita gondheli, bukan personil pemain karena sejatinya nama di punggung tidak lebih besar dari lambang klub di dada.
Biarkan tim ini berproses dan kita awasi bersama, jika di akhir musim hasilnya tidak sesuai target yang diusung manajemen, mari kita bertanya pada mereka yang mengelola klub kebanggaan kita!