Home / Opini

Minggu, 6 Juni 2010 - 18:37 WIB

Nyanyian Rasis, Masih Layak Kah?

Seringnya pasoepati menyanyikan lagu bernada rasis ternyata membuat sebagian tokoh pasoepati jengah juga. Mereka menyerukan agar ada koreksi pada lagu-lagu yang di nyanyikan pasoepati. Mantan wapres pasoepati, Langgeng jatmiko, mulai mengkhawatirkan efek buruk dari nyanyian rasis akan meracuni pikiran dari anak-anak yang datang ke stadion.

Senada dengan langgeng jatmiko, anwar sanusi juga menyerukan agar pasoepati mulai fokus bernyanyi untuk tim saja. “ banyak masukan ke saya kalau ternyata lagu rasis itu mengganggu penonton wanita dan anak kecil yang datang ke stadion” ungkap anwar sanusi.

Saat suporter lain mulai meningglkan lagu rasis,  pasoepati menjadi lebih sering menyanyikan hujatan kepada suporter lain untuk menunjukan eksistensi. Penurunan kreatifitas yang jauh, Bahkan di awal masa berdirinya pasoepati menjadi virus suporter cinta damai.

Mayor Haristanto, spanduk yang sederhana namun kreatif

“apa bedanya pasoepati dengan suporter perusuh jika terus menyanyikan lagu rasis? Memang kita tidak anarkis tetapi nyanyian rasis itu membentuk opini kita untuk menjadi suporter anarkis” ungkap salah satu tokoh pasoepati.

Jika sudah begini siapa yang akan bertanggung jawab terhadap eksistensi pasoepati???

Share :

Baca Juga

Opini

Divisi Utama Atau LPI, Siap Totalkah Kita?

Opini

Kopdar Pasoepati, Efektifkah?

Opini

Kebersamaan, Jadi Modal Kuat Untuk Kreatifitas

Opini

Penonton Wanita, Bisa Membantu Peningkatan Pemasukan Klub Dari Tiket

Opini

10 Tahun Pasoepati Butuh Refleksi

Opini

[Artikel Pembaca] Suara Suporter Seharusnya Dihargai

Opini

BETO: FOKUS PERSIS SOLO, TAK PEDULI KLUB LAIN

Opini

Opini: Mbludhus Bukan Budaya Pasoepati