Seringnya pasoepati menyanyikan lagu bernada rasis ternyata membuat sebagian tokoh pasoepati jengah juga. Mereka menyerukan agar ada koreksi pada lagu-lagu yang di nyanyikan pasoepati. Mantan wapres pasoepati, Langgeng jatmiko, mulai mengkhawatirkan efek buruk dari nyanyian rasis akan meracuni pikiran dari anak-anak yang datang ke stadion.
Senada dengan langgeng jatmiko, anwar sanusi juga menyerukan agar pasoepati mulai fokus bernyanyi untuk tim saja. “ banyak masukan ke saya kalau ternyata lagu rasis itu mengganggu penonton wanita dan anak kecil yang datang ke stadion” ungkap anwar sanusi.
Saat suporter lain mulai meningglkan lagu rasis, pasoepati menjadi lebih sering menyanyikan hujatan kepada suporter lain untuk menunjukan eksistensi. Penurunan kreatifitas yang jauh, Bahkan di awal masa berdirinya pasoepati menjadi virus suporter cinta damai.
Mayor Haristanto, spanduk yang sederhana namun kreatif
“apa bedanya pasoepati dengan suporter perusuh jika terus menyanyikan lagu rasis? Memang kita tidak anarkis tetapi nyanyian rasis itu membentuk opini kita untuk menjadi suporter anarkis” ungkap salah satu tokoh pasoepati.
Jika sudah begini siapa yang akan bertanggung jawab terhadap eksistensi pasoepati???