Pertandingan antara tuan rumah Persis Solo melawan Persemalra yang berlangsung Senin (4/4) sore, terpaksa harus dihentikan pada menit ke-76. Penyebabnya dikarenakan tim Persis Solo memilih untuk mogok melanjutkan pertandingan setelah terjadinya gol kedua bagi tim Persemalra. Menurut kubu Persis, wasit dan asistennya tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pengadil secara baik karena mengesahkan gol Aloysius Yamlean yang seharusnya sudah terjebak perangkap offside.
Buruknya kepemimpinan wasit sebenarnya sudah terasa merugikan bagi tim Persis sejak pertandingan di babak pertama. Persis Solo seharusnya bisa unggul di babak pertama berkat gol yang dicetak oleh Ibrahim Ibnu. Namun gol tersebut tidak disahkan karena wasit beranggapan bahwa bola belum melewati garis gawang.
Di babak kedua, lagi-lagi kubu Persis meradang. Gol pemain Persemalra Acken Narwadan, disahkan oleh wasit padahal pemain tersebut melakukan handball terlebih dahulu sebelum menceploskan bola ke gawang Persis. Sontak saja para pemain Persis lantas berlari ke arah wasit dan hakim garis untuk melakukan protes atas gol tersebut.
Belum hilang rasa kecewa, kembali lagi wasit mengambil keputusan kontroversial dengan mengesahkan gol kedua Persemalra yang dicetak oleh Aloysius Yamlean. Padahal pemain tersebut sudah terlebih dahulu offside. Kembali lagi para pemain Persis Solo menghampiri wasit dan hakim garis untuk melakukan protes keras. Bahkan, para pemain Persis memilih untuk mogok bermain terkait buruknya kepemimpinan wasit dan asistennya yang jelas-jelas merugikan tim Persis Solo.
Ekspresi Ibrahim Ibnu seusai mencetak gol bagi Persis Solo.
Hingga beberapa menit berlalu, kubu Persis tetap menolak untuk melanjutkan pertandingan. Pada akhirnya setelah berdiskusi dengan pimpinan pertandingan, akhirnya wasit meniup peluit panjang yang berarti pertandingan dianggap usai. Persis sendiri yang mogok bertanding dianggap mengalami kekalahan secara WO.
Jalannya pertandingan sebenarnya berlangsung sangat menarik. Persis Solo terlihat bisa tampil dominan sepanjang laga. Di babak pertama saja, Persis berulang kali menggempur lini belakang Persemalra. Penyerang Persis Ibrahim Ibnu, sebenarnya mampu menjebol gawang lawan, namun gol tidak disahkan karena wasit beranggapan bahwa bola belum melewati garis gawang. Di babak kedua, dominasi Persis semakin menjadi. Puncaknya di menit ke-55 Ibrahim Ibnu berhasil menjebol gawang Persemalra sehingga mengubah kedudukan menjadi 1-0. Namun tak berselang lama, Persemalra berhasil menyeimbangkan skor melalui gol Acken Narwadan di menit ke-70. Enam menit kemudian, kubu tim tamu berhasil membalikan skor menjadi 1-2 setelah berhasil mencetak gol keduanya melalui kaki Aloysius Yamlaen di menit ke-76. Gol kedua inilah yang kemudian diprotes keras oleh para pemain Persis dan berujung dengan mogok bertanding.
Sementara itu pimpinan pertandingan yang dimintai komentarnya oleh beberapa wartawan mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan pihak Persis untuk mau melanjutkan pertandingan. “Kita tidak akan membela salah satu tim, tapi kita akan melaporkan apa yang terjadi di lapangan Manahan Solo ini. Persis sudah ditunggu selama 15 menit, tapi Persis tetap tidak mau melanjutkan berari pertandingan dianggap selesai dan Persis kalah WO. Sementara skornya nanti ditambah 3 gol dan gol Persis dianggap hilang. Sementara kedudukan 1-2, berarti dua ditambah tiga menjadi lima dan gol Persis dianggap hilang,” ujar Sumarjono selaku pimpinan pertandingan.
Sedangkan kubu tim tamu Persemalra mengaku puas dengan hasil pertandingan. Meski pertandingan berakhir dengan ricuh dan berujung mogoknya pemain Persis, kubu Persemalra tetap menganggap sah keputusan wasit. “Jelas saya puas karena keputusan wasit adalah segala-galanya. Kalaupun wasit mau diberi hukuman, itu urusan komisi wasit. Di pertandingan lapangan, kita memang menang. Soal protes yang terjadi, itu terserah pihak Persis Solo. Tapi bagi kami itu menang dan sah,” ujar salah seorang official tim Persemalra di sesi konferensi pers.
Kubu Persis sendiri melalui pelatihnya Ahmad Sukisno menyatakan bahwa timnya akan melayangkan protes resmi terkait buruknya kepemimpinan wasit beserta asistennya di pertandingan ini. “Saya selaku pelatih belum bisa mengakui kalah dalam pertandingan ini. Kami pasti akan melakukan protes terhadap kinerja wasit. Tadi saya sempat ditelpon oleh keluarga saya yang menyaksikan pertandingan melalui televisi di rumah. Saya diberitahu bahwa bola tendangan Ibrahim sudah masuk dan gol. Sedangkan gol pertama Persemalra itu lebih dulu terjadi handball dan gol kedua seharusnya offside. Tapi wasit tidak berlaku sebagai pengadil yang benar. Oleh karena itu saya akan melakukan protes dan belum bisa mengakui kekalahan,” ungkap Sukisno. (adjiwae)