Satu poin menjadi raihan pertama tim Persis Solo di laga perdana kompetisi Liga Prima Indonesia Divisi Utama putaran ketika menghadapi tim Persipasi Bekasi, Sabtu (31/3) sore, di stadion Ciracas Jakarta Timur.
Rusdiansyah, bermain lugas sepanjang laga melawan Persipasi
Persis yang datang dengan skuad pincang berhasil bermain imbang tanpa gol. Hasil pertandingan tersebut merupakan awal yang cukup baik bagi perjalanan Persis di kompetisi liga.
Bermain di kandang sendiri, tak lantas membuat anak asuh Warta Kusuma ini berhasil menekan lini pertahanan Persis. Justru di pertengahan pertandingan, kubu Persis Solo yang malah berhasil menguasai jalannya permainan. Kegagalan Persipasi mengalahkan Persis Solo di kandangnya, tak lain akibat dari adanya konflik di dalam tim Persipasi menjelang kick off kompetisi putaran kedua.
Alasan tersebut dibenarkan sendiri oleh asisten pelatih fisik Persipasi Bekasi, Ega Raka Galih. Kepada sejumlah wartawan di sesi jumpa pers seusai pertandingan, Ega Raka Galih mengatakan bahwa salah satu kegagalan timnya dalam pertandingan melawan Persis lebih dikarenakan adanya konflik internal tim. Ega Raka Galih juga menambahkan, karena konflik yang berkepanjangan tersebut membuat timnya mengalami keterlambatan dalam melakukan persiapan dan program latihan pun menjadi tidak maksimal.
“Kami sedikit terlambat memulai persiapan tim. Kemarin itu masih tidak jelas Persipasi ini antara mau melaju ke putaran kedua atau tidak. Kami dari pihak pengurus baru bisa memberikan kepastian bahwa tim Persipasi akhirnya memilih tetap maju ke putaran kedua, hanya 4 hari sebelum pertandingan melawan Persis,” ujar Ega Raka Galih, di sesi jumpa pers seusai pertandingan.
“Efek dari konflik internal ini, Stephan Menoch memilih hijrah ke Persiraja Banda Aceh karena tidak ada kepastian di tim. Yang kedua, dari psikologis pemain jadi terganggu. Mereka khawatir menunggu kepastian mau lanjut atau tidak timnya ini. Akibat dari semua itu, berefek juga pada persiapan tim. Hasil latihan kami kurang maksimal sehingga pertandingan ini harus berakhir draw. Tetapi perlu kami syukuri juga kita tetap bisa dapat poin walaupun kita juga rugi harus kehilangan dua poin di kandang sendiri. Sebenarnya target kami dari pelatih adalah bisa melakukan revans atas Persis Solo,” sambungnya.
Sementara itu dari kubu Persis Solo, pelatih Junaidi menilai bahwa keberhasilan timnya mencuri poin atas Persipasi tak terlepas dari permainan yang maksimal dari para pemainnya. Bahkan Junaidi mengakui lini pertahanan timnya kali ini bermain cukup rapat dan disiplin dalam mengawal lini belakang.
“Saya memang berharap tiga pemain belakang bisa bermain maksimal, karena aku cuma punya tiga pemain itu di lini tersebut. Masuknya Eka (Santika) sebenarnya mempersulit kami, makanya dari wing back kiri dan kanan aku instruksikan untuk tidak boleh naik karena aku tahu masuknya Eka akan menambah serangan Persipasi menjadi lebih bervariasi. Aku juga mengakui bahwa pertahanan kami cukup rapat dan anak-anak sangat disiplin dalam bermain,” tutur Junaidi.
Kunci permainan Persis yang berhasil mencuri 1 poin dari Persipasi tak lain juga karena kecerdikan Junaidi dalam membaca alur permainan Persipasi. Junaidi berhasil mengamati pola permainan lawannya di babak pertama dan kemudian ia meracik strategi jitu yang ia terapkan di pertandingan di babak kedua. Meski tetap gagal mencetak gol, Junaidi tetaplah puas karena anak asuhnya sempat berhasil menguasai permainan di babak kedua.
“Memang di babak pertama secara pertandingan Persipasi berhasil menguasai. Tapi di babak pertama itu aku sudah mempelajari gaya permainan Persipasi, sehingga di babak kedua aku memilih untuk memperkuat lini pertahanan. Kemudian aku juga terapkan serangan balik, dan kita dapat banyak sekali peluang. Tapi ya itulah sepak bola, walaupun banyak peluang tapi ya susah juga menjadikannya gol. Saya rasa ini berimbang dan yang jelas kami merasa bersyukur atas hasil ini,” tambahnya.