Jeda kompetisi di paruh musim ini dimanfaatkan tim manajemen dan pelatih untuk melakukan evaluasi tim Persis Solo secara menyeluruh.
Ferry Anto, butuh tandem striker asing yang lebih bertenaga
Raihan hasil 14 poin dari 9 pertandingan yang telah dijalani, tentunya bukan menjadi raihan hasil terbaik bagi skuad kota bengawan. Kepada redaksi PasoepatiNet, Rabu (14/3) siang, pelatih Persis Junaidi berkenan berbagi hasil evaluasi dirinya terhadap tim Persis yang diasuhnya.
Menurut pelatih asal Banjarmasin tersebut, masalah utama Persis terletak pada lini belakang dan lini depan. Untuk posisi penjaga gawang, Junaidi mengaku puas dengan performa penjaga gawangnya,.
Namun Junaidi juga merasa was-was dengan kondisi cedera yang dialami Dwi Adi Nugrahanta, penjaga gawang ketiga Persis.
“Untuk posisi penjaga gawang, sejauh ini Sandi sudah bermain bagus. Johan Setiawan juga cukup bagus di sesi latihan, namun Dwi Adi Nugrahanto saat ini mengalami cedera patah tangan. Jika Dwi Adi masih cedera lama, ya berarti kita butuh satu penjaga gawang lagi karena dimana-mana dalam satu tim harusnya ada tiga penjaga gawang,” ujar Junaidi kepada PasoepatiNet, Rabu (14/3) siang.
Lini belakang menjadi perhatian serius bagi Junaidi. Banyaknya pemain belakang Persis yang mengalami cedera, membuat Junaidi kesulitan dalam memilih pemain. Tapi, terlepas dari permasalahan cedera pemainnya, Junaidi juga memberikan penilaian yang bagus untuk lini belakangnya.
“Dengan cederanya 3 pemain belakang kami (Hariyadi, Asep Winarso, Rusdiansyah) praktis hanya Ndubuisi dan Sofyan Morhan saja yang siap bermain. Untuk Arsela Vano, dia perlu diasah lagi kemampuannya. Maka dari itu, saya membutuhkan tambahan pemain untuk posisi belakang. Namun secara keseluruhan, pemain belakang kami sudah bermain bagus,” tambah Junaidi.
Disinggung terkait cedera panjang yang dialami oleh Hariyadi, Junaidi menyatakan tidak setuju jika pemain tersebut dicoret dari tim. Junaidi masih mengharapkan palang pintu Persis musim lalu tersebut bisa segera memperkuat Persis secepatnya.
“Saya tidak mau Hariyadi dicoret dari tim. Dia cedera juga karena berjuang di medan pertandingan. Permainan dia juga bagus. Jadi jangan terus karena cedera, lalu dia dicoret dari tim,” imbuhnya.
Di lini tengah, Junaidi malah berani terang-terangan menyebut bahwa dirinya menginginkan tambahan pemain tengah dengan tipe gelandang perusak. Para pemain tengah Persis yang ada saat ini menurutnya belum ada yang memiliki tipe permainan seperti yang ia harapkan tersebut.
“Saya butuh seorang pemain tengah bertipe destroyer yang mampu bermain turun menjemput bola, membantu serangan dan merusak permainan lawan sehingga pemain ini mampu membuka ruang bagi pemain lain untuk ikut naik menyerang. Tipe pemain yang saya inginkan bisa seperti Syamsul Chaerudin atau Hariono,” kata Junaidi, mengevaluasi lini tengah timnya.
Sementara itu di lini depan, pelatih Junaidi lebih mengevaluasi pemain asingnya, Fernando Soler. Menurutnya, penyerang Argentina tersebut tidak bisa menunjukkan performa terbaiknya selama digelarnya kompetisi.
Setelah Soler dicoret dari tim, Junaidi kini mengharapkan satu penyerang asing pengganti yang lebih berkualitas, penyerang yang kuat dan memiliki postur badan yang cukup tinggi untuk memenangi duel udara.
“Kami butuh penyerang yang kuat, mampu memenangi duel di udara dan duel satu lawan satu. Kami butuh penyerang yang tidak cepat kehilangan bola dan memiliki kontrol bola yang bagus. Wing back kami sudah cukup solid dan baik. Crossing mereka terlihat kurang efektif lebih karena tidak ada sosok penyerang yang bisa menerima crossing.”tuturnya
“Ferryanto dan Soler sebenarnya bisa menerima crossing, tapi Soler permainannya tidak bisa maksimal. Ilham dan Robi Fajar jelas bukan tipe penyerang penerima crossing bola atas. Makanya itu kami butuh penyerang yang bertubuh tinggi,”pungkas Junaidi.