Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang suporter untuk menunjukkan bukti loyalitas dan kecintaannya terhadap klub kesayangannya.
Fachrul Aziz Romadhon dan Muhammad Fatcurrohman jalankan nadzar jalan kaki puluhan kilometer setelah tim Persis Solo memastikan diri berkompetisi di liga resmi PSSI
Di kelompok suporter Pasoepati, dua orang yang berasal dari Pasoepati korwil Klaten baru saja memberikan bukti nyatanya akan kecintaan dan loyalitasnya kepada tim Persis Solo.
Adalah Fachrul Aziz Romadhon dan Muhammad Fatcurrohman, dua orang anggota Pasoepati ini memilih berjalan kaki sejauh kurang lebih 21 kilometer untuk dapat sampai di Stadion Manahan Solo pada Jum’at (6/1) sore.
Aksi jalan kaki yang dilakukan oleh keduanya, merupakan aksi kewajibannya membayar nadzar yang pernah mereka ucapkan beberapa waktu yang lalu.
Cerita diawali dengan adanya polemik dualisme yang terjadi di tubuh tim Persis Solo, sehingga membuat prihatin kedua anggota Pasoepati dari wilayah Delanggu ini.
Dan sebagai bentuk keprihatinannya, keduanya lantas mengucapkan janji nadzar akan berjalan kaki dari rumahnya hingga ke stadion Manahan Solo jika tim Persis Solo yang ia dukung benar-benar berlaga di kompetisi liga resmi PSSI.
“Pertamanya kepikiran nadzar itu karena adanya kasus dualisme di tim Persis. Saya inginnya Persis itu berlaga di liga resmi PSSI. Akhirnya saya mengucapkan nadzar jika Persis jadi berlaga di liga resmi PSSI, maka saya akan berjalan kaki ke stadion Manahan,” ujar Aziz.
Dan nadzar itu pun kini telah lunas terbayarkan pada Jum’at (6/1) kemarin, tepat di hari pertandingan perdana tim Persis Solo mengarungi musim kompetisi Divisi Utama di liga resmi PSSI.
Fachrul Aziz Romadhon dan Muhammad Fatcurrohman memulai aksi jalan kakinya berangkat dari rumahnya di wilayah Delanggu sekitar pukul 12.45 wib. Dalam perjalanannya, keduanya juga mengalami beberapa kendala. Kendala terbesarnya tentu saja cuaca yang tak bersahabat.
Di tengah guyuran hujan, Fachrul Aziz Romadhon memilih berjalan kaki tanpa mengenakan alas kaki. Hanya sebatang rokok di jari tangan yang selalu menemaninya sepanjang perjalanan.
Dari awal berangkat, keduanya harus berjalan kaki di bawah guyuran air hujan yang mengguyur sepanjang kawasan Delanggu hingga Kartasura. Karena basah, Fachrul Aziz pun lebih memilih berjalan kaki tanpa mengenakan alas kaki.
Tak ada harapan imbalan apa pun atas aksi nadzar yang dilakukan oleh Fachrul Aziz dan juga Muhammad Fatcurrohman. Kecuali mereka hanya memiliki satu harapan sederhana agar tim Persis Solo musim ini bisa berprestasi kemudian bisa berpromosi ke kompetisi kasta tertinggi musim depan.
“Sebelum aksi nadzar ini saya lakukan, ada pesan SMS yang saya terima. Isi SMS tersebut mengatakan bahwa saya tidak boleh mengharapkan imbalan atas aksi yang saya lakukan. Kemudian saya jawab SMS itu bahwa dalam melakukan nadzar ini, saya tidak mengharapkan imbalan apapun. Kecuali, saya hanya berharap agar Persis Solo tahun ini harus bisa berprestasi,” cerita Facrul Aziz kepada redaksi PasoepatiNet ketika ditemui di seputaran jalan wilayah Kartasura.
Harapan yang tak jauh beda juga terlontar dari bibir Muhammad Fatcurrohman. Ia sangat berhasrat musim depan tim pujaannya Persis Solo mampu berkompetisi di liga kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Saya hanya berharap musim kompetisi ini Persis Solo bisa naik ke peringkat papan atas dan kemudian bisa berpromosi ke kompetisi kasta tertinggi musim depan,” ujar Muhammad Fatcurrohman.
Jam berganti jam, aksi jalan kaki keduanya akhirnya sampai di lokasi tujuan yakni stadion Manahan Solo sekitar pukul 15.20 wib. Dengan masih berbasah kuyub karena siraman air hujan, keduanya tetap bersemangat menyambut laga perdana Persis Solo di kompetisi resmi PSSI.
Mereka tetap membeli tiket untuk bisa masuk ke dalam stadion. Dan perjuangan mereka pun akhirnya terbayarkan setelah di pertandingan kemarin sore tim Persis berhasil meraup kemenangan atas lawannya, Persik Kediri.
Cerita dari Fachrul Aziz Romadhon dan Muhammad Fatcurrohman merupakan satu dari banyaknya cerita tentang loyalitas dan kecintaan dari suporter Pasoepati kepada tim Persis Solo.
Tentunya, masih banyak cerita lain yang mengungkap sisi dan bukti loyalitas seorang suporter kepada tim Persis Solo, tentu saja dengan aksi loyalitas yang berbeda-beda.
Mereka menunjukkan bukti loyalitasnya tanpa meminta imbalan apapun, kecuali harapan sederhana agar Persis Solo selalu memberikan kemenangan demi kemenangan sehingga akan berujung dengan prestasi tim yang membanggakan.