Banyak pemain sepakbola berbakat di Soloraya yang memilih mengadu nasib keluar dari daerah kelahirannya karena merasa bakatnya tidak diapresiasi dengan baik.
Merantau dan tidak memilih Persis Solo seolah menjadi hal biasa, setidaknya hal tersebut menjadi hal yang lazim sebelum tahun 2021.
Banyak diantara pemain muda Soloraya bahkan sukses menembus line up inti di klub Liga 2 maupun Liga 1.
“Itu fenomena yang harus kita akui, tapi mau bagaimana lagi, pembinaan sepakbola Solo memang harus direformasi, ” ujar Anjasmara, pengelola PS MARS.
Ucapan Anjasmara tak hanya omong kosong, selaku pengelola klub internal Persis Solo, dirinya mengaku kecewa dengan tidak digelarnya Liga Internal Persis Solo.
Menurut Anjasmara, muara pembinaan pemain muda adalah digelarnya liga internal Persis Solo yang diinisiasi oleh Askot Solo.
“Kepengurusan Askot Solo telah gagal menggelar kompetisi internal Persis Solo, sedangkan daerah lain saat pandemi mereda audah aktif menggelar pembinaan, “lanjut Anjasmara.
Senada dengan rekannya, Sapto Ook, mengaku kekosongan aktifitas kompetisi internal membuat para pemain muda kehilangan wadah menempa kemampuannya.
Lebih jauh, pengelola PS Sport itu berharap pergantian kepengurusan Askot Solo menjadi harga paten yang tidak bisa ditawar.
“Revolusi kepengurusan Askot Solo harga mati,” ujar Sapto.
“Pemain muda akhirnya bingung mau kemana, akhirnya diambil agen dadakan dan dibawa keluar Solo. Kami sebagi pembina ingin Askot bisa berkolaborasi dengan Persis Solo,” lanjutnya.
Keinginan klub internal mendapat respon dari salah satu owner Persis Solo, Kevin Nugroho. Komisaris Utama Persis Solo itu mengamati perkembangan sepakbola Kota Solo selama beberapa tahun. Askot memegang peranan kunci agar ekosistem sepakbola di Kota Solo berkembang dengan baik.
“Dibutuhkan kerjasama antara klub internal dan Askot untuk membuat sebuah sinergi dan memajukan ekosistem sepakbola di Solo,” terang Kevin.
Pergantian posisi Ketua Askot Solo menurutnya harus menghadirkan efek yang berbeda dibanding kepengurusan lama yang sebentar lagi diganti.
Ketua Askot Solo yang baru harus mampu meghadirkan kembali marwah Persis Solo, yakni klub internal agar kembali menemukan sinergi positif dengan semangat untuk membangun sepakbola Solo yang lebih baik.
“Belajar dari yang seperti dulu tidak ada sinergi di kota Solo, sepakbola berasa vacum dan tidak ada kemajuan, ” tegas Kevin Nugroho.