Home / Artikel Pembaca

Rabu, 30 Maret 2011 - 01:30 WIB

Anarkisme Tidak Terjadi Begitu Saja

Perilaku anarkis tidaklah terjadi begitu saja. Ada yang mengatakan bahwa ketika semua saluran terasa mampat dan tidak efektif, maka penthungan adalah pilihan satu-satunya. Ada juga yang mengatakan bahwa kecenderungan anarkis adalah karena pengaruh alkohol. Terhadap dua pendekatan tersebut, marilah kita lihat bersama apa yang menyebabkan perilaku anarkis di tubuh suporter.

Mashadi Pete, Dirijen Senior dan salah satu pendiri Pasoepati

Prestasi tim kebanggaan masyarakat Solo yang tak kunjung menunjukkan perbaikan, disadari ataupun tidak, menginfiltrasi rasa frustasi dalam diri suporter. Rasa frustasi ada yang diekspresikan dengan menghentikan dukungan pada tim, dan bisa juga diekspresikan dalam makian-makian yang sarat emosi sehingga menciptakan ruang sensitif dalam proses terjadinya interaksi ekspresi.

Bukan hanya sensitif terhadap ekspresi dari pihak lain (di luar kelompok suporter), dapat juga sensitif terhadap ekspresi antar suporter dalam satu wadah yang sama. Munculnya berbagai suku dalam satu wadah suporter yang sama juga dapat memicu terjadinya sensitifitas atas nama pengukuhan identitas kesukuan. Yaitu ketika ada kontestasi antar suku untuk saling memperebutkan status sebagai suku yang loyal dan militan.

Sigit Omponx, Dirijen Muda Pasoepati

Lebih lagi apabila kondisi itu didukung dengan ekspresi terhadap sikap-sikap DPP yang tidak menunjukkan perhatian nyata pada keberadaan situasi yang tidak mengenakkan bagi suporter. Didorong oleh rasa untuk tidak melakukan delegitimasi terhadap pengurus DPP, ekspresi tersebut tidak diwujudkan dalam bentuk verbal tuntutan pada DPP, melainkan diwujudkan dalam resistensi melalui sikap-sikap.

Bahasa psikologisnya, ada yang sedang “cari perhatian” pada DPP atas nama perbaikan. Perbaikan untuk lahirnya DPP yang betul-betul concern pada kegersangan dan frustasi anggota, dan juga DPP yang memiliki kreatifitas untuk menjadi pressure group bagi pengurus klub agar juga memiliki komitmen pada perbaikan prestasi.

Di sisi yang lain, pengaruh alkohol juga dapat mempengaruhi kecenderungan eprilaku destruktif, salah satunya adalah anarkis, dari individu yang mengkonsumsinya. Secara medis, alkohol memang dapat mempengaruhi struktur kesadaran pengkonsumsinya sehingga acap kali memunculkan perilaku-perilaku di luar kendali kesadaran rasional yang seharusnya.

Lebih dipengaruhi oleh faktor yang manakah yang menyebabkan terjadinya perilaku anarkis dalam tubuh suporter? Siapakah yang kemudian harus berpikir dan berkreasi untuk bisa melakukan perbaikan atas perilaku anarkis dalam tubuh suporter? Inisiasi publik suporterkah? jajaran pengurus DPP-kah? atau siapa? SALAM CINTA TANAH AIR.

Artikel kiriman dari >>>>>>>> (garuda nusantara)

Share :

Baca Juga

Artikel Pembaca

Rasis Itu Penyakit, Bukan Seni

Artikel Pembaca

Antara “Ndeso” dan Rasisme

Artikel Pembaca

Sampai Kapan Kami Harus Menunggu ?

Artikel Pembaca

16 Besar Divisi Utama, Apa Kabar Persis Solo?

Artikel Pembaca

Sepak Bola Indonesia : Prestasi, Bisnis Atau Politik?

Artikel Pembaca

Apa Kabar Persis Solo?

Artikel Pembaca

[Artikel Pambaca] Saya Pilih Persis Solo

Artikel Pembaca

[Artikel Pembaca] Persis Solo Atau Pasoepati?