Borneo FC tiba-tiba menjadi klub yang sering dibicarakan oleh suporter Persis Solo. Namun bukan karena kehebatan tim asal Samarinda tersebut, melainkan karena sejumlah kontroversi yang dilakukan menjelang laga antara Borneo FC melawan Persis Solo, Minggu (26/10/2014) sore di Samarinda.
Teror yang dilakukan sejumlah pendukung tim berjuluk Pesut Etam dengan melempari batu tepat mengenai bus yang ditumpangi para pemain Persis Solo yang hendak menjajal rumput stadion Segiri serta sejumlah intimidasi yang dilakukan kepada official Persis Solo membuat manajemen memutuskan untuk menolak bertanding karena keselamatan tim terancam.
Buntut dari keputusan tersebut, Persis Solo dinyatakan kalah WO (walk out) dan angin segar memihak Danillo Fernando dkk.
Namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Nafas Persis Solo di ajang babak delapan besar Kompetisi Divisi Utama masih berlanjut karena di saat yang bersamaan, PSIS dan PSS yang tengah berjumpa di atas lapangan ternyata malah berebut meraih kekalahan agar tidak berjumpa Borneo FC di babak semifinal.
Alhasil, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum keduanya dengan mendiskualifikasi dua tim tersebut dari ajang Divisi Utama. Tak hanya itu, laga antara Borneo FC melawan Persis Solo pun harus diulang di tempat netral.
Kini, saat Persis Solo genap berusia 91 tahun, harapan agar Laskar Sambernyawa bisa bangkit dan meraih prestasi membumbung tinggi. Jika berhasil memenangi laga tanding ulang menghadapi Borneo FC, bisa dipastikan Persis Solo akan melaju ke babak semifinal Divisi Utama.
Lalu bagaimana kabar re-match yang diputuskan Komdis PSSI? Sampai tulisan ini dibuat, belum ada jadwal pasti kapan pertandingan menentukan tersebut akan digelar.
Persis Solo harap-harap cemas, sementara Borneo FC yang awalnya sesumbar menginginkan melakukan re-match di Solo ternyata memilih melakukan banding atas keputusan Komdis PSSI.